Mohon tunggu...
Wira Ksatria
Wira Ksatria Mohon Tunggu... Penulis - Menerima, menjalani, dan mensyukuri

Aku bisakan dirimu, saat dirimu tidak mengerti.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Horison

4 Juni 2018   00:50 Diperbarui: 4 Juni 2018   01:09 632
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Oleh: Umar Usman

Batas cakrawala, sejauh  mata memandang. Terlihat sosok visioner dan interprenur muda yang tampan lahir batin. Pria itu bernama Bondan Juwadi, tetapi saya kebih suka memanggilnya dengan sebuta "Dinda Bondan."

Pria berzodiak Aries, kelahiran kota Boyolali 42 tahun yang lalu ini selalu tampil energik, juga agresif, impulsif, dan berjiwa pemimpin.

Aroma lada hitam, cengkeh, ketumbar, dan kemenyan. Juga warna merah berelemen api, bersinergi dengan batu delima. Itulah hoki yang tergambar dari zodiaknya.

Dinda Bondan menamatkan sekolah tingkat SD hingga SMP di kota kelahirannya, Boyolali. Kemudian dia melanjutkan ke STM di kota Karanganyar, Solo pada 1995.

Kehidupan si bontot ini tergolong baik. Dia berada dalam lingkungan keluarga yang hidup rukun dan damai, sebagai anak bungsu dari enam bersaudara. Kedua orangtuanya sangat menyayanginya.

Pengalaman yang masih sangat melekat dalam ingatannya hingga saat ini adalah saat dia terjatuh ke dalam sumur pada kedalaman 10 meter. Saat ditemukan dan ditolong orangtuanya, ternyata dia tidak mengalami cidera sedikitpun. Tentu ini merupakan suatu keajaiban.

Pria penggemar sepakbola ini sejak remaja sudah minat belajar ilmu kanuragan dan spiritual. Setamat sekolah pada 1995, Bondan  merantau ke Jakarta dan

bekerja sebagai teknisi di perusahaan molding besi di daerah Serpong, Tangerang.

Pada tahun 2000, pria berzodiak Aries dan tampan ini mengakhiri masa lajangnya. Dia menikah dengan perempuan idamannya, Ani Purwati. Dari hasil pernikahan mereka dikaruniai tiga orang putra.

Sebagai seorang istri yang setia, Ani Purwati berpesan kepada sang suami agar selalu menghindari kecerobohan. Sebab, saat mengawali perkawinan, keduanya belum tahu apa tujuan menikah dan tanggungjawab sebagai suami. Keadaan ekonomi keluarga masih merangkak. Rumah ngontrak dengan segala keterbatasannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun