Mohon tunggu...
Winona W.
Winona W. Mohon Tunggu... Penulis Pemula

Berbagi pengalaman dan pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara sebagai Benteng di Tengah Ancaman Era Globalisasi

28 Juni 2025   10:42 Diperbarui: 28 Juni 2025   10:59 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Selain itu, masyarakat perlu diberikan ruang untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial-kebangsaan. Program bela negara yang inklusif dan tidak militeristik harus diperluas. Pemuda bisa diajak menjadi duta anti-narkoba, relawan penanggulangan bencana, atau penggerak komunitas anti-hoaks. Semua bentuk kontribusi positif terhadap negara, sekecil apapun, adalah bagian dari bela negara.

Upaya Nyata Membangun dari Akar Rumput

Upaya memperkuat wawasan kebangsaan dan bela negara harus dimulai dari level mikro: keluarga, sekolah, dan komunitas. Di sinilah pembentukan karakter dan identitas kebangsaan paling efektif. Keluarga harus menjadi benteng pertama dalam menanamkan nilai cinta tanah air dan disiplin moral. Sekolah harus mengembangkan kurikulum yang tidak hanya mengajarkan pengetahuan, tetapi juga membentuk kesadaran berbangsa.

Di sisi lain, pemerintah memiliki peran strategis dalam membangun ekosistem yang mendukung. Penegakan hukum terhadap korupsi, narkoba, dan kejahatan lainnya harus tegas dan adil. Kampanye nasional yang kreatif dan menyasar generasi muda di media sosial perlu digalakkan. Selain itu, pelibatan tokoh masyarakat, influencer, dan figur publik dalam menyuarakan pentingnya bela negara dapat menjadi katalis perubahan budaya sosial.

Menjadi Benteng Terakhir Negeri Ini

Setiap warga negara adalah benteng terakhir dari kedaulatan bangsanya. Dalam dunia yang bising oleh distraksi digital dan penuh jebakan narasi negatif, kita semua dituntut untuk waspada dan sadar akan tanggung jawab kebangsaan. Bela negara bukan tugas militer semata, tetapi panggilan nurani setiap insan yang mencintai tanah kelahirannya.

Wawasan kebangsaan dan bela negara harus dibumikan, dijadikan bagian dari gaya hidup, bukan hanya wacana. Saat integritas dijaga, empati dipupuk, dan semangat gotong royong dikembalikan ke ruang publik, saat itulah Indonesia menjadi kuat. Karena sejatinya, kekuatan sebuah bangsa bukan hanya terletak pada senjata, tetapi pada nilai yang hidup dalam sanubari rakyatnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun