Mohon tunggu...
Windy Garini
Windy Garini Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar Sejati Sepanjang Hayat

Selalu berproses untuk bertumbuh menjadi pribadi yang selalu semangat belajar dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sesi Sharing Orangtua Menjadi Spirit Guru di Masa PJJ

18 Agustus 2021   17:03 Diperbarui: 23 Agustus 2021   12:15 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masa pandemi sepertinya akan terus berlangsung 5 - 10 tahun ke depan. Dan hal ini tentunya tidak bisa membuat kita berleha-leha ataupun mengabaikan yang namanya kolaborasi. Karena sudah hampir 2 tahun masa pandemi terjadi dan membuat dunia pendidikan mengalami loss learning bagi siswa-siswanya. 

Ini salah satu dampak atau permasalahan yang muncul sejak diberlakukannya pembelajaran jarak jauh baik Sinkron maupun A Sinkron di hampir semua tingkatan sekolah di Indonesia. Belum lagi masalah siswa yang mengalami stress, putus sekolah ataupun pernikahan dini. Ini menjadi PR besar dan  bersama kita semua. 

Terutama bagi dunia pendidikan itu sendiri. Kita sebagai tidak bisa berjalan sendirian mengatasi masalah-masalah tersebut. Perlunya adanya terobosan program yang lebih tajam utuk mencari solusi dari permasalah tersebut. 

Dalam hal ini peran orangtua sangat penting diperhatikan oleh sekolah. Seringkali komunikasi dan kolaborasi dengan orangtua semata-mata hanya ketika berurusan dengan pembiayaan sekolah seperti SPP/IPP, seragam sekolah ataupun buku penunjang sekolah. 

Mungkin program tertulis yang ada di hampir semua sekolah sama ketika sekolah harus melibatkan sekolah yaitu saat awal masuk, pembagian raport dua semester dan saat perpisahan. Jikalaupun ada orangtua yang sering dipanggil ke sekolah semata -mata karena anaknya memiliki masalah atau melanggar tata tertib sekolah. 

Tentunya hal ini sangat memprihatinkan. Terutama di masa pandemi Pembelajaran Jarak Jauh seperti saat ini, dimana sebagian besar waktu siswa adalah berada di rumah. Dan harapan sekolah, orangtua dapat membantu siswa dalam pendampingan belajar. Baik itu ketika ada tugas-tugas yang harus diselesaikan,mengingatkan untuk mengikuti ujian sekolah ataupun membantu memberikan fasiltas pembelajaran baiik itu kuota, perangkat HP android ataupun laptop. Dengan pemenuhan kebutuhan itu semua, harapannya proses pembelajaran siswa berjalan lancar. 

Dan ternyata faktanya tidak semua orangtua dapat mendampingi anaknya saat belajar dari rumah. banyak hal yang menjadi penyebabnya, diantaranya adalah orangtua yang harus sibuk mencari nafkah di masa sulit saat pandemi ini, ataupun orangtua yang tidak paham bagaimana membantu siswa mengerjakan tugasnya terlebih jika tugas tersebut membutuhkan kemampuan di bidang IT. Hal ini dapat dimaklumi karena tidak semua orangtua berlatar belakang memiliki kemampuan di bidang teknologi digital. 

Belum lagi dengan masalah pola asuh bagaimana menghadapi permasalahan yang muncul pada diri anak di saat belajar dari rumah. Karena bukan tidak mungkin anak banyak yang mengalami burn out atau kebosanan bahkan mengalami stress.Hal ini tentu menjadi permasalahan baru bagi orangtua itu sendiri. 

Orangtua bukan guru yang memang memiliki kemampuan pedagogik dalam menghadapi berbagai macam karakter siswa. Namun dengan kondisi pandemi sekarang, orangtua dipaksa menjadi guru bagi anak-anak mereka. Hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi orangtua. 

Begitu juga bagi sekolah, sejauhmana mengetahui peran aktif orangtua dalam mendampingi siswa-siswi di rumah akan sangat berdampak pada keterlibatan aktif mereka saat pembelajaran jarak jauh. 

Ketika ada masalah yang muncul misalnya siswa semakin menurun keaktifan maupun kehadirannya dalam pembelajaran jarak jauh tentunya ini menjadi evaluasi  bagi sekolah untuk segera membenahinya, yaitu membuat program orangtua yang lebih intensif dan sesuai kebutuhan meraka . 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun