Mohon tunggu...
winda rumbadini
winda rumbadini Mohon Tunggu... Guru - guru

Menyukai kegiatan menulis dan berpergian

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pencemaran Akibat Pembangunan PLTPB di Gunung Slamet

10 Februari 2023   09:22 Diperbarui: 10 Februari 2023   09:32 776
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Polusi udara masih menjadi permasalahan yang belum selesai hingga saat ini. Selain akar permasalahannya dan faktor penyebabnya yang cukup banyak, dampak dari polusi udara ekstrem ini juga tidak hanya satu sektor saja. Ada beberapa dampak dari polusi udara, salah satunya adalah berasal dari limbah industri atau pabrik. Penyebab polusi udara ini juga salah satu penyumbang terbesar pencemaran lingkungan di dunia. Cerobong asap pabrik sering kali tidak memiliki filter sehingga membahayakan.

Zat yang keluar dari proses industri ini berupa zat yang berbahaya seperti Karbon Monoksida, Hidrokarbon, dan senyawa lainnya yang dapat membahayakan kesehatan alam dan manusia. Tak hanya pencemaran udara, limbah industri juga dapat menyebabkan pencemaran air dan tanah.

Akibatnya banyak terjadi bencana alam seperti banjir, tanah longsor, dan kerusakan lingkungan seperti saluran air yang tercemar, sampah yang berserakan, udara yang sangat berpolusi, hingga kerusakan alam maupun buatan yang terjadi dimana-mana. Hal ini tidak terjadi begitu saja, melainkan kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga serta merawat lingkungan sekitar. Contohnya seperti pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) Gunung Slamet yang terletak di kawasan Baturraden yang menyebabkan kerusakan parah.

Pembangunan PLTPB di Gunung Slamet beberapa waktu lalu telah menyebabkan kerusakan yang cukup parah di sekitar gunung. Sumber air warga terancam hilang hingga longsor di mana-mana. Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) di Gunung Slamet sudah mulai direalisasikan. Mulai 2017 energi listrik yang dihasilkan dari eksploitasi panas bumi di lereng Gunung Slamet sudah bisa diproduksi dan dijual oleh PT. Sejahtera Alam Energy (PT. SAE) selaku pemenang lelang pengembangan Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) Panas Bumi Baturaden. Meski banyak pihak yang menolak pembangunan PLTPB di Gunung Slamet karena khawatir akan kerusakan alam, namun pembangunan tetap dilangsungkan. Beberapa saat setelah pembangunan dilaksanakan, ketakutan akan kerusakan alam pun seolah menjadi nyata. Hal ini terlihat dari adanya perubahan kondisi alam yang cukup parah di sekitar Gunung Slamet.

Dari gambar diatas kita dapat melihat betapa pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) di Gunung Slamet benar benar telah membuat kerusakan yang parah. Salah satunya adalah di Curug Cipendok dan Sungai Prukut yang selama ini menjadi sumber air bagi masyarakat di kaki Gunung Slamet. Pembangunan PLTPB di Gunung Slamet juga menyebabkan longsor di beberapa titik. Sungai yang tadinya jernih dan bersih berubah menjadi coklat dan berlumpur hingga menyebabkan banjir. Masyarakat sekitar pun mulai merasa resah karena sumber air mereka mungkin saja akan hilang.

Banyak pihak yang merasa kecewa dengan hasil atau efek dari pembangunan PLTPB di Gunung Slamet ini. Namun, ada juga yang menyampaikan bahwa saat ini proyek sedang dihentikan sementara waktu untuk memulihkan aliran air.

Saran saya adalah sebaiknya proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) ini dihentikan selamanya agar dapat mengurangi dampak kerusakan yang sedang terjadi dan masyarakat yang berada di sekitar Gunung Slamet dapat mendapatkan sumber mata air yang bersih lagi. Saya berharap dengan dihentikannya proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) ini dapat meminimalisir dampak kerusakan, seperti tanah longsor, sungai yang tercemar, banjir, dan masih banyak lagi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun