Badan Pusat Statistik (BPS) dalam surveinya menunjukkan pola belanja online atau daring meningkat 31% selama pandemi. Inilah kebiasaan baru yang terbentuk di masyarakat. Belanja daring itu praktis, tanpa perlu ke luar rumah. Jadi, ada jarak yang terjaga dan kerumunan juga bisa dihindari.
“Bisnis secara daring tentu menguntungkan selama pandemi, karena kita diwajibkan untuk melakukan physical distancing. Selain itu, informasi mudah menyebar di media sosial, itu namanya pemasaran atau iklan secara gratis,” kata Digital Business Consultant, Tuhu Nugraha dalam Webinar yang diselenggarakan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) secara daring. Rabu, (14/10).
Pola baru ini layak ditangkap sebagai peluang. Bagaimanapun juga orang perlu belanja kebutuhannya. Pandemi terbukti bukan hanya ancaman, bisa juga membuka peluang. Peluang bisnis online ternyata jelas terbuka lebar. Pelaku usaha yang selama ini mengandalkan cara jualan konvensional perlu segera melirik internet sebagai tempat berbisnis atau pengembangan bisnis yang sudah ada. pelaku bisnis dan wirausahawan harus bertindak cepat melihat peluang di masa pandemi Corona ini. Jangan menunggu waktu lama untuk berpindah ke bisnis online atau daring ya.
Selain pelaku bisnis, pola belanja konsumen juga mulai bergeser. Saat ini, konsumen sudah mulai berpindah ke tren baru, yaitu marketplace daring.
Tren belanja online memang sedang populer.Akan tetapi Pelaku bisnis dan konsumen tetap diimbau mematuhi protokol kesehatan selama proses jual beli.
Tuhu menyarankan penjual untuk membuat strategi bisnis yang tepat. Tujuannya agar mereka tak kalah saing dengan penjual lain di bisnis online.
"Sebagai penjual harus punya strategi yang tepat agar tidak kalah saing. Internet tidak hanya digunakan untuk menjual barang tetapi bisa dipakai untuk mengedukasi produk. Layanan pelanggan atau 'after sales' perlu dijaga agar pelanggan mau kembali," ujarnya.