Mohon tunggu...
Win Ruhdi Bathin
Win Ruhdi Bathin Mohon Tunggu... Wiraswasta - Petani kopi

saya seorang penulis, belajar menulis.....suka memoto, bukan fotografer...tinggal di pedalaman Aceh sana. orang gunung (Gayo). Kini coba "bergelut" dengan kopi arabika gayo olahan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sanskerta ditulis di Batu

26 Agustus 2020   10:29 Diperbarui: 26 Agustus 2020   16:52 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Situs Atu Berukir di Umang Isaq, Takengon. Dari abad ke-10 Masehi. Foto Fauzi Ramadhan

Mandala- kah Mendale
Lingga -kah Linge?

Penemuan Situs Atu Berukir di Pantan Jemungket, Desa Umang Isaq, Kecamatan Linge, mengungkap banyak tabir sejarah Gayo.

Temuan itu adalah pahatan atau guratan pada bongkah batu. Awalnya, cerita batu berukir ini tersebar dari mulut ke mulut saja.

Dalam tulisan resmi Dr. Rita Margaretha Setianingsih, seorang arkeolog Epigrafi, alumnus Leiden University. Dalam buku Aceh dalam Perspektif Sejarah dan Arkeologi, 2015.

Keberadaan Situs Atu Berukir ini dilaporkan keberadaannya oleh kelompok masyarakat Gayo pecinta kepurbakalaan,  diantaranya Zulkifli MD, Win Ruhdi Bathin dan Fauzi Ramadhan serta Ichwannul Rahmat Inr.

Situs Atu Berukir , Umang Isaq, Kecamatan Linge. Foto Fauzi Ramadhan
Situs Atu Berukir , Umang Isaq, Kecamatan Linge. Foto Fauzi Ramadhan
Temuan di Atu Berukir adalah Utpati ( lahir atau menciptakan), sthiti (hidup atau memelihara) dan Pralina ( mati atau memusnahkan).

Ini adalah siklus keabadian yang harus ada dan berguna dalam menjaga keharmonisan semesta.

Tulisan atau ukiran pada batu itu, antara lain, Yantra dan aksara ksa. Dari tulisan ini diketahui berasal dari abad ke 10 Masehi.

Selain Yantra ada Trikona. Trikona. Artinya sudut /angle dan kompas ( Macdonell, 1911:75). Pada umumnya Trikona juga disebut segitiga feminim. Dan ini artinya adalah Yoni. Yang didalamnya terdapat gambar Lingga.

Di batu lainnya terdapat goresan Trisula, yakni tombak bermata tiga. Berasal dari bahasa Sansekerta trisula ( netral= tombak dengan tiga mata tombak). Yang merupakan atribut dewa Siwa ( Macdonell, 1911: 114).

Bentuk lingkaran , magical circle. Lingkaran dengan tiitik di tengah dalam simbol.Hindu-Buddha dianggap sebagai lambang spriritual penggabungan kekuatan laki laki dan perempuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun