Gejala SARS biasanya muncul 2-10 hari setelah seseorang tersebut terinfeksi, tapi juga dapat terinfeksi 14 hari setelahnya. Gejala infeksi ini bervariasi pada setiap orang yang terkena virus SARS namun secara umum akan muncul gejala berupa : Demam, batuk, sesak nafas, nafsu makan menurun, tubuh mudah lelah, menggigil, sakit kepala, nyeri otot, diare, mual, muntah. Â
Ada juga beberapa gejala SARS yang lebih serius yang juga bisa dialami oleh pengidap, yaitu berupa pneumonia yang parah dan berkurangnya kadar oksigen pada darah.
Cara pengobatan SARS ?
Sampai saat ini, belum ditemukan obat yang bisa menyembuhkan virus SARS. Jadi tujuan pengobatan virus SARS dilakukan untuk meningkatkan sistem kekebalan pada tubuh, sehingga dapat menjinakan virus SARS tersebut. Â
Pengobatan yang biasanya dilakukan, antara lain dengan memastikan ventilasi memadai, memberikan oksigen, fisioterapi, antiobiotik, dan obat-obatan antivirus. Obat-obatan antivirus tidak akan bisa menghilangkan virus SARS tetapi untuk mencegah virus lain menginfeksi. Dan bagi yang mengalami gejala pneumonia, dokter juga biasanya akan memberikan resep tambahan berupa steroid anti-inflamasi.
Bagaimana diagnosis SARS ?
Dokter akan menanyakan gejala yang dialami pasien, riwayat bepergian ke wilayah endemik SARS, dan riwayat kesehatannya. Untuk mengetahui kondisi pasien, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh, termasuk pemeriksaan tanda vital (suhu, frekuensi pernapasan, tekanan darah, dan denyut nadi).
Test darah
Dokter akan mengambil sampel darah pasien untuk diteliti di laboratorium. Tes darah bertujuan mengetahui jumlah sel-sel darah secara umum, mengukur kadar elektrolit, dan mengukur kadar oksigen dan karbondioksida di dalam darah.
Pemindaian
Dokter akan melakukan Rontgen dada untuk melihat kondisi paru-paru pasien. Melalui Rontgen dada, dokter dapat mendeteksi tanda pneumonia atau paru-paru mengempis (kolaps).