Tetapi yang menarik saat saya cek apa hasil google untuk pencarian keyword "dompet kertas" yang muncul adalah cara membuat dompet kertas. Ini menunjukkan intensi orang terhadap produk dompet kertas belum sampai ke pembelian namun hanya sebatas informasi saja.
Google biasa akan memberikan hasil yang menurutnya paling relevan dengan apa yang kita dan sebagian banyak orang cari. Dari keyword diatas juga saya bisa dapatkan kesimpulan mungkin tidak banyak demand untuk produk ini.
Bisa gak produk yang gak ada demand untuk laku?
Jawabannya selalu bisa, tetapi apakah effort yang dikeluarkan cukup sepadan? Ambil contoh diatas yaitu "dompet kertas". Kita harus bisa membayangkan orang seperti apa yang akan membeli dan memakai dompet kertas, dan value apa yang bisa kita berikan dengan produk dompet kertas?
Selain itu jika kita bisa membayangkan valuenya, bagaimana orang yang akan mendapatkan value ini? tinggal dimana dia? apa yang dia sukai? apa behavior yang membedakan dia dengan orang lain yang tidak akan memakai dompet kertas?
Semua ini masuk dalam domain segmentasi pasar yang semoga saya bahas dalam kesempatan lain. Lalu kita akan masuk ke bagaimana upaya iklan bisa membantu? Apakah dengan mengiklankan saja cukup?
Masalah Marketing
Masalah marketing selalu menjadi masalah yang terbagi menjadi dua, di satu sisi banyak sekali orang-orang yang menyepelekan, di sisi lain banyak sekali orang yang merasa ini sangat kompleks. Supaya tidak terlalu kemana-mana, masalah marketing yang saya akan bahas disini adalah proses pengambilan keputusan saat melihat iklan.
Pada dasarnya kita sebagai manusia tidak suka dikasih iklan, apalagi yang jualan. Kita selalu merasa diri eksklusif. Terlebih yang ngiklan tidak pernah basa basi sama kita, bisa langsung auto-block!
Sadar tidak sadar, proses pengambilan keputusan dalam pembelian apapun bisa dipecah menjadi 3 tahap sederhana yaitu awareness, interest, dan conversion. Ini framework yang sering sekali saya pakai dalam internal project maupun dalam program-program yang saya isi.
Intinya adalah sebelum membeli atau melakukan sesuatu dengan brand, kita harus kenal betul dengan brandnya. Kita sendiri juga melakukan hal yang sama, keputusan pembelian yang kita ambil jarang sekali melibatkan brand yang kita tidak kenal.