Mohon tunggu...
Ndhy Rezha
Ndhy Rezha Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Pemula

Social Argument , better thing

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sejarah Kelam atau Dikelamkan?

1 Oktober 2017   13:19 Diperbarui: 1 Oktober 2017   13:24 1677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(G30S dalam pandangan Jhon Roosa)

Sejujurnya saya tidak begitu paham soal G30S, soal mengapa dan apa yang sebenarnya terjadi, siapa yang patutnya disalahkan dalam tragedi berdarah serta apa pula tujuan dari gerakan tersebut. Tetapi, sebagai pribadi yang tumbuh besar pasca tumbangnya Orde baru, buku sejarah yang diterbitkan di bangku-bangku sekolah dalam masa itu telah melegitimasi pemahaman kita tentang pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang dianggap sebagai sejarah kelam bangsa Indonesia.

Selama bertahun-tahun pula, pikiran saya duduk dalam persepsi tersebut, tentang; PKI sebagai pemberontak, tanpa ada pembelaan terhadap tindakan pemberontakannya (secara harfiah; mereka yang diduga PKI dihukum tanpa proses pengadilan)

Di tahun ini, isu G30S seakan kembali dibangkitkan. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya,  yang di mana seluruh rakyat seolah 'sepakat' terhadap penghitaman PKI, di tahun ini, terdapat pula segelintir orang yang berani melayangkan pembelaan ataupun penghalusan terhadap pemberontakan tersebut. Bahkan dalam pandangan beberapa kalangan, isu PKI di tahun ini sengaja dipanasi alias dihidupkan kembali untuk kemudian dijadikan sarana pencitraan segelintir tokoh untuk meraup simpati rakyat.

Terlepas dari banyaknya persepsi atas berkobarnya kembali isu PKI di tahun ini, fakta tentang G30S itu sendiri pada kenyataannya masih menjadi misteri. Banyak sejarawan dalam maupun luar negeri yang ikut mendalami kejadian ini, selama bertahun-tahun tapi sama sekali tidak menemukan titik terang tentang siapa sebenarnya pelaku penculikan para Jenderal di malam 30 september 1965 tersebut selain dari sejarah yang dikehendaki oleh pemerintah orba. 

Jika pun oknum PKI adalah dalang di balik tragedi 30 september tersebut, adakah bukti otentik yang bisa dijadikan landasan berupa garis komando untuk penculikan Jenderal yang dikeluarkan/diperintahkan langsung oleh DN. Aidit selaku pimpinan partai? serta benarkah ada upaya pelengseran terhadap Soekarno oleh PKI karena Soekarno menolak desakan PKI agar mau menerima usulan angkatan ke-5? Apa yang menyebabkan PKI meminta presiden mensahkan angkatan ke-5? Atau mengapa organisasi-organisasi kontra pemerintah seperti Masjumi dan Darul Islam menjadi dua konstelasi yang begitu sensitif untuk dimasukan dalam sejarah pemberontakan padahal gerakan keduanya berbarengan di masa yang sama dengan PKI? 

Mengapa penumpasan PKI secara membabi buta di seluruh penjuru negeri justru tidak dianggap sebagai  stigma negatif meski faktanya jelas bahwa keadaan tersebut lebih berdarah dari isu pemberontakan itu sendiri? Mengapa mereka 'yang diduga' PKI dihukum tanpa proses peradilan? Di lain sisi, adakah keabsahan dalam supersemar yang diartikan dua arah; sebagai pemberian kekuasaan dari Soekarno kepada Soeharto atau hadiah dari rakyat atas suksesnya penumpasan gerakan 30 september yang dilakukan Soeharto?

Sangat banyak pertanyaan penting yang belum terjawab seputar PKI, tetapi di satu sisi sejarah PKI versi orde baru telah sangat melekat di dalam pemahaman kita bahwa PKI adalah pemberontak dan G30S adalah pemberontakan, sebuah aksi makar, sebuah upaya kudeta.

Sebuah buku tentang G30S, 'Dalih pembunuhan massal' karya Jhon Roosa kemudian sedikit membuka pandangan saya terhadap sejarah kelam 1965 silam. Ulasan di dalam buku tersebut banyak memaparkan fakta-fakta tidak tersentuh sejarah yang kita kenal sekarang ini sehingga saya dapat memandang sejarah G30S tanpa terikat bayang-bayang sejarah PKI versi orba.

Buku tersebut sempat dikritik bahkan dilarang karena dianggap sebagai bentuk dukungan terhadap gerakan G30S. Tetapi secara eksplisit apa yang coba disampaikan Prof. Jhon Roosa selaku penulis dari buku Dalih Pemusnahan Massal tersebut bukanlah sebuah bentuk dukungan terhadap PKI, melainkan pelurusan sejarah yang selama ini terus dikuasai kekuatan orba, sekaligus meluruskan stereotip bangsa terhadap sejarah yang seyogyanya masih simpang siur kebenarannya.

Terlepas dari tepat atau kelirunya ulasan Jhon Roosa perihal G30S, saya tetap berpegang teguh pada keyakinan saya, bahwa tidak semua pengetahuan kita tentang sejarah dapat kita benarkan bila melangkahi banyak aspek penting yang sengaja diabaikan oleh para pembuat sejarah itu sendiri. Kita tentu tidak dapat serta menerima sebuah aksioma terlebih sejarah PKI adalah menyangkut pendiktean kita kepada banyaknya manusia yang tidak tahu menahu soal penculikan dan pembunuhan para petinggi angkatan Darat di tahun 1965 silam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun