Mohon tunggu...
Willem Martinus
Willem Martinus Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Djarot Pembangkit Ekonomi Rakyat Kecil

14 November 2016   17:26 Diperbarui: 14 November 2016   17:26 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://jakarta.coconuts.co/sites/jakarta.coconuts.co/files/styles/article_header/public/field/image/djarot_0.jpg

Sebagai orang nomor dua di DKI Jakarta terhitung semenjak tahun 2014,  Djarot Saiful Hidayat memiliki segudang kisah yang belum banyak orang ketahui. Djarot Saiful Hidayat, putra keempat dari keluarga Mochammad Tojib, seorang pensiunan militer dari detasemen perhubungan. Ketika baru lahir, ayahnya memberi dia nama Saiful Hidayat, tanpa Djarot. Nama depan Djarot itu ditambahkan kemudian, dari panggilan seorang tukang tempe langganan sang ibu. "Bapak saya tentara, anaknya ada tujuh orang. Sewaktu kecil, ibu mendirikan toko kelontong untuk membantu perekonomian keluarga. Jaganya gantian. Karena saya sering jaga, jadi saya tahu harga gula dan beras.” Tuturnya mengenang masa kecil.

Djarot memulai karirnya sebagai seorang akademisi, ia pernah menjabat sebagai dosen dan Pembantu Rektor I di Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. Djarot kemudian terjun kedunia politik dan memulai karir politiknya sebagai Ketua Komisi A DPRD Jawa Timur (1999-2000). Kemudian pada tahun 2000-2010 Djarot menjabat sebagai Walikota Blitar. Selama menjadi Walikota ia berhasil mengembangkan perekonomian rakyat kecil. Hal tersebut ia wujudkan dengan melarang adanya mall di wilayah Blitar, menurutnya dengan meniadakan mall sama dengan melindungi pertumbuhan ekonomi pedangan kecil. Menurut perhitungannya satu kaki lima menyerap paling sedikit tiga orang tenaga kerja, sehingga dapat mengurangi jumlah pengangguran secara pesat.

Selain membuat gebrakan dibidang ekonomi, Djarot juga melakukan perbaikan dibidang birokrasi di Blitar. Djarot langsung membuat kebijakan tidak memperpanjang usia pensiun pejabat. Posisi jabatan yang tidak efektif pun dibiarkan Djarot kosong. Rekrutmen pegawai pun, Djarot menggandeng Universitas Airlangga, Surabaya. Hal-hal tersebut yang kemudian membuat Ahok jatuh hati dan memilihnya untuk maju di Pilgub DKI Jakarta 2017.

Kini Djarot yang mendampingi Ahok dalam bursa pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017, kembali mencanangkan program pembangunan ekonomi rakyat kecil. Pengalamannya menata pasar di Blitar ia bawa ke Jakarta untuk menata keberadaan minimarket menghimpit pedagang kelontong kecil dan pasar tradisional di Jakarta. Djarot mengatakan keinginannya untuk mengevaluasi keberadaan minimarket di Ibu Kota. Setiap minimarket di kelurahan dan kecamatan harus dikontrol. Menurutnya, minimarket tidak bisa dibiarkan tumbuh berkembang pesat.

"Tidak boleh ada pembiaran, sebab bila terjadi pembiaran, pasar tradisional akan mati. Pengusaha minimarket wajib menampung produk usaha menengah, kecil dan mikro. Tidak boleh mau kaya sendiri tanpa melihat warga sekitar," tegas Djarot. Djarot menyatakan akan fokus pada pasar tradisional dan perkampungan kumuh, termasuk pembatasan minimarket. Menurutnya, jumlah mini market di Jakarta sudah melebihi batas dan berpotensi mematikan pedagang kecil.

Sayangnya dalam melakukan kampanye Djarot banyak mengalami penolakan dari warga, tetapi hal tersebut tidak serta merta mebuat nyali Djarot ciut. Salah satu contoh penolakan yang dialaminya adalah saat berkampanye di wilayah Kebon Jeruk, Jakarta Barat, dengan berani Djarot mendatangi warga yang melakukan aksi penolakan. Djarot bahkan mengajak dialog para pendemo itu untuk meminta mereka menghormati proses hukum yang sedang berlangsung terhadap Ahok. Penolakan lainnya juga dialami Djarot di Pasar Baru, anehnya warga yang melakukan penghadangan langsung kabur saat ditanyakan alamat rumah mereka. Sangat terlihat jika penolakan dan penghadangan yang dialami Djarot bukanlah murni didasari penolakan warga, tetapi lebih kepada warga yang sengaja disetting oleh oknum tertentu untuk membatasi ruang gerak kampanye pasangan petahana.

Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun