Mohon tunggu...
Wiliams Flavian Pita Roja
Wiliams Flavian Pita Roja Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Bachelor of Philosophy

Sarjana Filsafat di Sekolah Tinggi Filsafat Seminari Pineleng, Sulawesi Utara

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Idealisme untuk Menjadi Seorang Pemimpin

12 Desember 2018   16:22 Diperbarui: 12 Desember 2018   17:03 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

oleh: Fr. Argonius MSC

Mahasiswa Sekolah Tinggi Filsafat Seminari Pineleng, Sulawesi Utara

Program Studi Teologi

Dalam dunia sekarang ini, kita melihat realita bagaimana seorang pemimpin yang menjadi angan-angan atau yang kita idealkan. 

Untuk menentukan kriteria dari pemimpin, seringkali kita memberikan kriteria sesuai dengan apa yang kita idealkan dan bahkan yang kita senangi masing-masing, bila pemimpin yang terpilih itu tidak sesuai atau bahkan tidak masuk dalam kriteria yang kita buat, kita akan merasa tidak terpuaskan dengan hasil kerja mereka. Sehingga banyak timbul para "filsuf" atau kritikus disana-sini baik dalam arena politik maupun masyarakat kita.

Yang menjadi pertanyaannya, apa sih idealnya untuk menjadi seorang pemimpin itu? Untuk menjawab pertanyaan ini, saya mengacu pada pemikiran filsafatnya Konfusius seorang bijak dari Timur yang hidup di Cina pada zaman dahulu. 

Saya merasa bahwa pemikiran filsafat politik yang digagas oleh Konfusius ini masih relevan dengan situasi kita sekarang ini. ( Materi kuliah: 130) "pandangan Konfusius mengenai politik, ia mengemukakan tiga upaya untuk mengatasi keterpurukan politik dan moral negara zaman itu diantaranya: menciptakan perdamaian sebagai cita-cita politik, pendidikan dan relasi kekerabatan dalam keluarga. Menurutnya, perdamaian sebagai cita-cita politik yang dimaksud ialah bahwa pertama-tama harus mengembangkan kualitas hidup pribadi seseorang. 

Melalui pendidikan orang dapat mengerti, mengenali dirinya baik secara moral, sosial dan juga pendidikan hendaknya semakin membentuk watak murni orang. Sedangkan relasi kekerabatan keluarga mengambarkan awal dari relasi seseorang dengan orang lain....". Menurutnya keluarga merupakan dasar yang paling kokoh bagi suatu masyarakat dan negara. Kepatuhan terhadap pemerintah hanya mungkin apabila dalam keluarga dibina kepatuhan anak terhadap orangtuanya. 

Dari pandangan Konfusius ini, hal apa yang dapat ditarik dalam konteks idealnya menjadi pemimpin? Yang pertama idealnya seorang pemimpin yakni mampu menciptakan perdamaian sebagai cita-cita politik, maksudnya ialah seorang pemimpin mampu menciptakan perdamaian dengan orang lain, tetapi terlebih dahulu perdamaian dengan dirinya sendiri dan mampu mengenal dirinya. 

Dalam konteks ini seorang pemimpin ini hidup sesuai hakekat diri yang ia miliki sebagai manusia ciptaan Tuhan. Kedua yakni pendidikan, idealnya seorang pemimpin mempunyai pandangan dan pikiran yang luas terhadap pendidikan yang membuatnya semakin menyadari diri sendiri sebagai manusia, yang dimana dengan pengenalan ini ia semakin mampu mengenali diri baik secara moral dan sosial yang murni.

Dan ketiga yakni relasi kekerabatan keluarga. Keluarga merupakan sentra dan fundamental bagi seorang pemimpin, sebab dalam keluarga ia diajar dan menerima seluruh ilmu "surga" dan segala kebaikan. Keluarga ada tempat seseorang belajar untuk memimpin dan mengenal dirinya dan orang lain, oleh karena itu relasi antar seorang pemimpin dengan keluarga menjadi penting sebab itu mengindikasikan pelayanan bagi orang yang ia pimpin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun