[caption id="attachment_79271" align="alignright" width="287" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption]
Alhamdulillah, baru saja para blogger kompasiana bertemu dengan pak JK. Ketua PMI yang sangat bersahaja. Bertemu beliau tidak hanya dalam ranah maya tetapi nyata. Dialog kompasiana MODIS ((Monthly Discussion)i) mempertemukan kami.
Saya ucek-ucek mata saya, ternyata saya tidak sedang bermimpi. Ternyata benar itu pak Jusuf Kalla, mantan wakil presiden RI. Beliau datang tanpa pengawalan ketat seperti waktu beliau jadi walpress, sehingga memudahkan para blogger kompasiana, bernarsis ria bersama beliau. Termasuk saya yang merasa senang sekali bertemu sang idola.
Dalam sambutannya, pak JK mengatakan bahwa masih banyak PR yang harus dilakukan oleh PMI. Oleh karena itu, di markas PMI (beliau menyebutnya markas, bukan kantor) para petugas selalu siaga 24 jam melayani masyarakat. Banyak sekali yang beliau sampaikan, tapi intinya akan terjadi peningkatan kinerja PMI yang sekarang ini dipimpin beliau.
Silahkan anda memberikan masukan yang positif kepada pengurus PMI agar pelaksanaannya menjadi lebih baik lagi sehingga masyarakat yang membutuhkan darah khususnya dapat terlayani dengan baik.
Saya salut dengan pak JK. Baru beberapa bulan saja, PMI sudah banyak emlakukan gebrakan. Inilah pemimpin yang dibutuhkan rakyat saat ini. Melayani rakyat dengan sepenuh hati. Tanpa harsu dipuji dan mengharapkan pahala dari Allah.
Saya sempat bertanya kepada beliau, kenapa mau menjadi ketua PMI. Sebab setahu saya PMI itu tidak ada duitnya. Tapi di PMI itu ada DUIT yang lain. Duit yang lain itu adalah D=Doa, U=usaha, I=Iman, T=Takwa. Nampaknya pak JK memilih duit yang ini, yang akan membawa beliau ke dalam pintu ketakwaan. Menolong orang lain yang sedang dilanda musibah, Â dan lain sebagainya.
[caption id="attachment_81004" align="alignnone" width="150" caption="Dokumentasi Mas slamet"][/caption] Pak JK menjawab semua itu dengan senyum khasnya. Beliau ingin menepati janjinya bila tak terpilih menjadi orang nomor satu negeri ini. Pulang kampung, mengurus masjid dan melakukan kegiatan sosial. Begitu ada tawaran menjadi ketua PMI, jabatan itu beliau terima dengan amanah tinggi, dan telah terbukti kiprah beliau beberapa bulan ini. Berkeliling ke berbagai propinsi yang ada di Indonesia dalam mengembangkan PMI ke arah yang lebih baik lagi.
Pasca dialog, teman-teman kompasiana diminta untuk menjadi donor. Saya senang sekali. Sungguh saya senang sekali mendonorkan darah saya. Tapi saya akan lebih senang lagi bila bisa mendonorkan lemak yang ada di perut saya ini. Agar buntelan yang mengganggu pinggang ini bisa langsing seperti dulu lagi. Tidak langsung seperti sekarang ini, hahahahahahha. (Awas kalau kagak ketawa!)
Akhirnya, saya hanya bisa mengatakan, "Jangan ambil darahku pak JK! Ambil saja lemak-lemakku! Saya pun pulang dengan darah yang terasa berkurang. Hati puas jiwa pun senang.
Mohon maaf, foto-foto narsisnya belum bisa diupload, soalnya akses internet lemot.