Gaji Guru dan Dosen Kecil, Tapi ajaib Bisa Cukup. Mengapa bisa cukup? Menteri keuangan Sri Mulyani mengatakan Apakah Semua Harus Uang Negara atau Ada Partisipasi Masyarakat? Inilah kisah Omjay kali ini di kompasiana tercinta.
Guru dan dosen adalah pilar utama pendidikan bangsa. Di tangan mereka, generasi muda ditempa menjadi pribadi-pribadi cerdas, berkarakter, dan siap menghadapi tantangan zaman.Â
Namun sungguh ironis, di balik tugas mulianya, kesejahteraan guru dan dosen di Indonesia masih jauh dari kata layak.
Baru-baru ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan kegelisahannya terkait rendahnya gaji guru dan dosen di Indonesia.Â
Dalam sebuah pernyataannya, ia mempertanyakan, "Apakah semua harus dari uang negara? Atau kita perlu mulai memikirkan partisipasi masyarakat dalam mendukung kesejahteraan guru?"
Pernyataan tersebut menyentil nurani kita semua. Di tengah gempuran tuntutan profesionalisme dan digitalisasi pendidikan, guru dan dosen masih harus bergulat dengan kenyataan: gaji yang tak sepadan dengan pengorbanan dan beban kerja mereka.
Gaji Guru Masih Jauh dari Kesejahteraan
Bayangkan seorang guru honorer yang mengajar penuh dedikasi, dengan gaji hanya Rp500.000 hingga Rp1 juta per bulan. Bahkan dosen di perguruan tinggi swasta pun tak jarang hanya menerima Rp2 juta hingga Rp3 juta, jauh dari kata cukup, apalagi sejahtera.