Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Terpesona Wajahmu yang Manis

6 Mei 2021   09:37 Diperbarui: 6 Mei 2021   09:42 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terpesona, aku terpesona. Memandang, memandang wajahmu yang manis. Terpesona, aku terpesona, menatap wajahmu yang manis.

Lagu terpesona yang dinyanyikan oleh penyanyi cantik asal Bali membuat saya mengenang masa lalu. Sebuah masa di mana saya harus bolak balik Jakarta Bandung. Sebuah masa yang tak akan kembali lagi.

Lagu-lagu baru I Wayan Bulan Sutena yang terkenal dengan panggilan Bulan ini membuat saya kembali ke masa lalu. Sebuah masa remaja yang menemukan cintanya di kota Bandung."Cinta pertama yang begitu menggoda.

Waktu itu Labschool Jakarta mengadakan acara halal bihalal di Ciater Subang. Kebetulan saya masih menjadi jomblo pada saat itu. Jadi saya berangkat tanpa keluarga. Beda dengan kawan-kawan guru yang sudah menikah. Mereka membawa pasangannya masing masing-masing.

Saat makan siang, saya memisahkan diri dari rombongan. Saya pergi ke warung makan dan bertemu dengan seorang gadis cantik asal Bandung. Katanya dia bekerja di Elizabeth Bandung. Sebuah mall yang menjual berbagai tas dan perlatan wanita yang terkenal di kota Bandung.

Kami saling berkenalan dan bertukar alamat masing-masing. Semenjak itu kami saling berkirim surat. Tidak pernah bertemu selama beberapa bulan. Kita hanya menjadi sahabat pena saja. Waktu itu belum ada internet, apalagi HP seperti sekarang. Jadi komunikasi hanya lewat surat. Biasanya saya mengirimkannya lewat PT Pos Indonesia.

Sampai suatu ketika saya memberanikan diri main ke rumahnya di kota Bandung. Saya benar benar-benar terpesona dengan pandangan pertama. Rasa kangen dan rindu membuat perjalanan Jakarta Bandung terasa dekat. Rindu itu berat, biar Dilan saja yang merasakannya.

Dulu belum ada tol seperti sekarang. Naik bus umum masih melewati jalan biasa. Perjalanan memakan waktu 5 sampai 6 jam. Biasanya saya berangkat malam hari dan menginap di masjid Raya kota Bandung. Kebetulan masjidnya dekat dengan alun-alun kota Bandung.

Ketika menonton sinetron film preman pensiun 5 saya jadi kangen dengan suasana kota Bandung. Biasanya dari masjid raya saya langsung naik angkot menuju rumah calon mertua. Saya beli oleh-oleh dulu untuk calon mertua.

Kalau sudah ketemu pacar yang sekarang menjadi istri saya, biasanya saya langsung main ke rumah om Dadang. Adik bungsu ayah yang tinggal di depan terminal Cicaheum. Melewati jembatan penyeberangan yang ada di film preman pensiun. Tempat di mana Kang Mus suka memantau anak buahnya yang bekerja di terminal.

Cerita preman pensiun membuat saya terkenang dengan suasana di terminal Cicaheum. Biasanya saya suka beli buah di depan terminal. Sekedar buah tangan untuk keluarga om Dadang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun