Sebenarnya badan ini sudah letih. Tapi keinginan menulis begitu tinggi. Niatnya hanya ingin berbagi saja. Boleh ya?
Begini ceritanya.
Tadi siang dikirimi foto pembangunan madrasah utk anak yatim di purwakarta oleh om cecep. Beliau adik almarhum bapak. Senang melihatnya karena pembangunan madrasah sudah memasuki tahap pengecoran. Bangunan direncanakan berlantai dua karena sempitnya lahan. Besok saya berencana mau ke sana lagi. Ikut melihat langsung proses pengecorannya. Saya mau foto foto untuk disampaikan kepada para donatur.
Almarhum kakek dimjati pasti senang. Sayang kakek dipanggil Allah tahun 1986. Saat itu yayasan al azhar di kebayoran yang dikelola kakek bersama almarhum buya hamka sudah mulai membesar dan terkenal.
Sebagai salah satu pendiri yayasan al azhar, kakek dimjati terkenal sangat low profil. Hanya memberi tak harap kembali. Beliau ikhlas mengembangkan al azhar hingga sekarang menjadi terkenal di mana mana.
Madrasah raudhatul jannah di purwakarta adalah salah satu peninggalan kakek kami. Dulu dikelola masyarakat sekitar dan sekarang kami kelola kembali bersama keluarga besar.
Saat arisan keluarga dan halal bihalal kami sepakat utk membangun kembali madrasah peninggalan kakek. Dananya memang cukup besar. Tapi kami yakin dengan kekuatan kebersamaan madrasah ini akan kembali berdiri. Keyakinan itu penting agar kita tetap semangat membangun kembali madrasah peninggalan kakek.
Sebagaimana dulu keyakinan kakek dimjati dalam membangun yayasan al azhar. Dari murid hanya hitungan jari sampai ribuan org saat ini. Sekarang yayasan pendidikan islam al azhar sudah berdiri megah di seluruh indonesia.
Demikianlah sedikit kisah perjuangan almarhum kakek. Saya tuliskan setelah mendengarkan cerita anak anaknya yg masih hidup. Saya menjadi memaksakan diri untuk menulisnya. Barangkali ada donatur yg tergerak membantu pembangunan madrasah untuk anak yatim dan kurang mampu ini.
Salam blogger persahabatan
Omjay