Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Membangun Kembali Madrasah Peninggalan Kakek

15 Juli 2018   08:16 Diperbarui: 18 Juli 2018   14:33 591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam perjalanan dari jatibening bekasi ke Cihuni purwakarta saya tuliskan kisah ini. Di dalam bus tujuan bandung yang sepi penumpang, saya tuliskan kisah kakek membangun madrasahnya.

Dulu kakek kami adalah salah seorang pendiri al azhar kebayoran bersama almarhum buya hamka. Al azhar kini berdiri megah dengan lembaga pendidikannya dari tk hingga perguruan tinggi di seluruh Indonesia.

Foto Kakek Dimjati (Ketiga dari kiri)
Foto Kakek Dimjati (Ketiga dari kiri)
Nama lengkap kakek adalah Mas Ahmad Oekandi Dimjati. Meninggal di Jakarta dan dikuburkan di Purwakarta. Salah satu peninggalan kakek yang masih ada adalah madrasah. Namun kondisinya kurang terkelola dengan baik. Bangunannya harus direnovasi dan dibangun gedung baru.

Sewaktu kakek hijrah ke jakarta, pengelolaan madrasah diserahkan kepada ustadz Kurdi. Namun ustadz Kurdi dipanggil Allah. Pengelolaan madrasah diserahkan kepada masyarakat sekitar.

Kakek Dimjati kedua dari kanan
Kakek Dimjati kedua dari kanan
Berkat perjuangan anak anak dan cucu mao dimjati, madrasah ini akhirnya kami ambil alih dengan bantuan pejabat setempat. Sedikit demi sedikit keluarga besar kami bergotong royong membangun kembali madrasah peninggalan kakek M.A.O Dimjati.

bangunan madrasah yg terbengkalai
bangunan madrasah yg terbengkalai
Ustadz ade abdul azis anak tertua almarhum ustadz kurdi diberi amanah untuk mengelola madrasah. Sementara itu 10 anak Mas Ahmad Oekandi dimjati dan cucunya ikut membantu mencari dananya. Sebagai salah satu cucunya, saya ikut terpanggil untuk mencarikan donaturnya.

ruang kelas yg belum selesai
ruang kelas yg belum selesai
Alhamdulillah dana pembangunan madrasah terkumpul sedikit demi sedikit. Hajah yoyoh memimpin pengumpulan dananya bersama adik adiknya. Namun malang tak dapat ditolak untung tak dapat diraih. Hajah yoyoh meninggal dunia sebelum mimpinya terwujud. Adik perempuannya, hajah Ita melanjutkan perjuangannya.

Hajah Ita
Hajah Ita
Sudah 3 orang anak M.A.O Dimjati dipanggil Allah. Pertama MA Syamsudin. Kedua MA Achmad Abdullah dan ketiga Nyi Mas Yoyoh. Ketujuh anak anak MAO Dimjati yang masih hidup beserta cucunya bermusyawarah di purwakarta. Kami sepakat untuk terus melanjutkan pembangunan madrasah peninggalan kakek dimjati. Mereka yang masih hidup adalah bi neneng, teh ita, teh neng, teh titi, om oi, om cecep, dan om dadang.

Setahu saya kakek almarhum dimjati memili 10 orang anak yaitu:

1. Nyi Mas Halimatusa'diah
2. Mas Achmad Abdullah.
3. Mas Achmad, Syamsudin .
4.  Nyi Mas Yoyoh Solehah.
5.  Mas Achmad Hanafi.
6. H. Mas Achmad Komarudin.
7. Nyi Mas, Komariyah.
8. Hj. Nyi Mas. Ita Siti Robia'h.
9. Nyi Mas. Siti Fatimah.

10. Cepi Sadak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun