Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Teruslah Berjuang

12 Februari 2018   04:51 Diperbarui: 12 Februari 2018   05:00 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

*Resume Parenting Mempersiapkan anak aqil baligh*

*Jangan Ciderai Fitrah Anak*

Jangan pernah membandingkan anak. Karena setiap mereka punya keistimewaan masing-masing.

Umar bin Khatab hebat tapi tidak pernah dipilih menjadi panglima perang. Karena basic nya Umar tempramental,

Maka yang selalu terpilih jd panglima perang adalah Khalid bin Walid yang tenang dan bisa mengambil keputusan dengan tepat di lapangan karena ketenangannya.

Anak yang cengeng bisa jadi ia mempunyai potensi perasa. Gampang memahami perasaan org dan mudah berempati.

Anak yang cerewet, maka poleslah agar kedepannya ia menjd seorg penceramah yg mampu menyentuh kalbu.

Anak yang keras kepala bisa jadi ke depannya ia adalah pemimpin besar.

Kenakalan adalah jeritan hati yang belum ketemu jalan keluarnya atau potensi yang belum tampak buahnya.

Ibaratnya pohon yang belum berbuah dikasih pupuk dan air yang banyak. Akhirnya busuk. Yang diperlukan adalah kesabaran dengan pupuk yang tepat.

Anak yang suka suudzon bisa jadi kedepannya menjadi detektif, aparat penegak hukum yang membutuhkan potensi analisa dan kewaspadaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun