Mohon tunggu...
Wijatnika Ika
Wijatnika Ika Mohon Tunggu... Penulis - When women happy, the world happier

Mari bertemu di www.wijatnikaika.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Harun Yahya, Predator Seksual yang Memperbudak 1000 Perempuan Akhirnya Ditumbangkan

13 Januari 2021   12:34 Diperbarui: 13 Januari 2021   12:42 2226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Adnan Oktar aka Harun Yahya bersama Didem Urer sang Kitten-in-Chef. Sumber: hurriyetdailynews.com

"Bagi lelaki dewasa perempuan hanyalah hiasan," ujar si lelaki.

"Oh, lelaki lupa ya bahwa perempuan juga tumbuh dewasa dan memiliki permainannya sendiri," pungkas si perempuan.

Percakapan singkat di atas ada dalam sebuah drama Korea yang aku lupa judulnya. Tapi, pesannya sangat kuat. Ketika lelaki merasa hebat karena mempermainkan perempuan, maka perempuan tentu membalasnya dengan permainannya sendiri. Mungkin inilah yang patut dilekatkan pada seorang penulis dan predator seksual bernama Adnan Oktar aka Harun Yahya, yang jatuh setelah menipu dunia selama puluhan tahun. 

Kukira, tanpa perjuangan dan perlawanan 'mantan' kittens atau karena laporan seluruh korban kekerasan seksual Adnan atau sejumlah kittens yang membalas dendam, mungkin peristiwa menggemparkan ini masih lama akan terjadi. Bagaimanapun juga, kebenaran akan muncul pada waktunya.

***

Pada Juli 2018, Harun Yahya dan 236 orang lainnya ditangkap atas tuduhan berlapis mulai dari perbudakan kepada perempuan anggota sektenya, pencucian uang, penyiksaan, penipuan, hingga membuat organisasi kriminal. Setelah menjalani persidangan sejak 2019, pengadilan kota Istanbul, Turki mengganjar lelaki ini dengan hukuman penjara selama 1.075 tahun. Sementara sejumlah rekan kerjanya diganjar penjara puluhan hingga ratusan tahun. Jadi, total hukuman penjara yang diberikan kepada Harun Yahya dan 13 anggota kelas atas organisasinya adalah selama 9. 805 tahun. WOW!

HARUN YAHYA, SIAPAKAH DIA?

Lelaki ini bernama Adnan Oktar yang lahir pada Februari 1956 di Ankara, Turki. Pada 1979 ia pindah ke Istanbul untuk kuliah di Mimar Sinan Fine Art University. Saat itu, Turki mengalami tahun-tahun berat karena Perang Dunia II, juga pertarungan antara reformis Mustafa Kemal Attaturk dan kaum militan Islam. Pada tahun-tahun penuh kekacauan ini, Adnan muda lebih banyak menghabiskan waktunya di masjid tak jauh dari kampusnya, untuk berdoa agar segala kekacauan di negerinya reda. Orang-orang yang mengetahui aktivitasnya sempat menyebutnya sebagai Imam Mahdi yang dinantikan.

Tak lama, Adnan muda mulai menjadi penceramah kepada kalangan muda dari keluarga kaya. Sepanjang 1982-1984, terbentuk 20-30 kelompok kecil di mana Adnan berceramah soal Marxisme, Komunisme dan filosofi material. Ia juga terang-terangan menolak Teori Evolusi dan Darwinisme, karena menurutnya ideologi tersebut mempromosikan materialisme dan ateisme. Pada 1986, ia kuliah di jurusan filosofi di Universitas Istanbul dan namanya mula terkenal saat sebuah majalan meliputnya. 

Banyak pengikutnya merupakan mahasiswa dari Universitas Bosphorus, satu kampus paling bergengsi kala itu. Nah, dia juga menulis sebuah buku setebal 550 halaman berjudul "Judaism and Freemasonry" yang kontroversial sehingga dia ditangkap dan ditahan selama 19 bulan. Ia bahkan pernah dimasukkan ke rumah sakit jiwa, namun berhasil bertahan dan mengaku bahwa ia tidak gila, melainkan hanya seorang tahanan.

Sepanjang 1980-1990 ia membangun komunitasnya dan seluruh aktivitasnya dilakukan di sebuah villa musim panas di area laut Marmara. Ia bahkan meninggalkan bangku kuliah untuk fokus menulis buku-bukunya. Pada 1990 ia mendirikan Science Research Foundation (BAV dalam bahasa Turki) di mana ia bisa menggelar konferensi dan kegiatan keilmuwan, yang targetnya membangun kesadaran publik mengenai kekacauan sosial dan politik yang disebabkan oleh materialisme dan Darwinisme. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun