Mohon tunggu...
Widya Apsari
Widya Apsari Mohon Tunggu... Dokter - Dokter gigi, pecinta seni, pemerhati netizen

menulis hanya jika mood

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Apa yang Salah dari Kami Dokter Gigi?

26 Agustus 2016   13:02 Diperbarui: 26 Agustus 2016   13:56 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Pasien tu dateng kalo lagi sakit gigi aja, giliran udah gue kasih obat, dan gue suruh balik lagi minggu depan buat cabut giginya, eh, dia gak balik lagi. Entar balik-balik pas tu gigi sakit lagi deh. Susah amat sih dateng lagi, katanya kemaren giginya sakit pengen dicabut. Udah gue kasih obat biar bisa dicabut giginya, eh malah gak balik lg buat dicabut.

Masa pasien gue umur 25 tahun dateng ke gue nanya "dok, gigi depan atas saya kemaren patah bisa tumbuh gigi lagi kan ya dok?" Emang manusia ganti gigi berapa kali sih? Umur 25 masih ngarep keluar gigi baru..

Heran deh, anaknya 3 tahun lagi sakit gigi, giginya lubang semuanya, pas gue tanya ke mamanya "bu, anaknya disikat gak giginya? eh dijawab seumur hidup anaknya gak pernah disikat giginya, alasannya karena kasian anaknya, anaknya setiap mau disikat gigi gusinya berdarah dan nangis, jadi gak pernah lagi tu anak disikat giginya. Nah emang kalau anaknya sakit gigi amper kejer-kejer gini gak malah tambah kasian?

Anda pernah mendengar curhatan dokter gigi? Belum? Nah, 3 cerita tersebut adalah sebagian kecil dari curhatan saya sebagai dokter gigi, dan mungkin curhatan dokter  gigi lain di luar sana.. 

Apa yang ada dipikiran anda setelah membaca curhatan saya tersebut? Mungkin ada yang berpikiran seperti ini?

Yah, mana gue tahu kalo habis dokter kasih obat sakit gigi, gigi gue bisa sakit lagi --- emang umur 25 gak bisa tumbuh gigi baru lagi? --- anak 3 tahun emang harus disikat giginya? kalau anaknya gak mau emang harus dipaksa, ih kan gak boleh tahu maksa-maksa anak"

Saya yakin sebagian dari teman-teman ada yang berpikir demikian. Apakah berpikir demikian adalah salah? -- Tentu tidak salah--

        ***

Beberapa hari lalu saya mengikuti workshop mengenai startup digital yang diadakan oleh Gerakan 1000 Startup Digital. Kok dokter gigi ikut workshop startup digital? Terus apa korelasinya sama curhatan di atas?

Di workshop Gerakan 1000 Startup Digital saya belajar tentang design thingking, -- mencari masalah untuk diberikan solusi, menvalidasi suatu masalah, apakah masalah tersebut adalah masalah semua orang, apakah masalah ini benar ada dan bukan hanya asumsi, apakah solusi yang ditawarkan ini merupakan solusi yang memang dibutuhkan oleh orang banyak, apakah benar ada solusi dari masalah yang ada..

Dari diskusi yang dilakukan bersama teman-teman di workshop Gerakan 1000 Startup Digital, saya menyadari bahwa ternyata saya dan partner saya (dokter gigi juga) di Difa Oral Health Center selama ini bersikap egois. 

Egois dalam arti kami tidak pernah mengkroscek apakah apa yang selama ini kami pikirkan tentang kesehatan gigi dan mulut adalah sama dengan yang dipikirkan oleh masyarakat, apakah persepsi kami sebagai dokter gigi dalam melakukan perawatan gigi adalah sama dengan ekspektasi dan pikiran masyarakat, dan juga apakah sama antara pengetahuan kesehatan gigi dan mulut yang kami ketahui adalah sama dengan pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat ?

Kami membuat Difa Oral Health Center dengan tujuan ingin meningkatkan kesehatan masyarakat Indonesia melalui kesehatan gigi dan mulut. Untuk mencapai tujuan tersebut, selama ini kami menyusun permasalahan kesehatan gigi dan mulut di masyarakat menurut kaca mata kami sebagai dokter gigi, dan membuat solusi sesusai dengan kemauan kami dari sisi dokter gigi. Padahal yang akan memanfaatkan dan menggunakan solusi yang kami buat adalah masyarakat, dan bukan kami. 

Kami lupa untuk melibatkan masyarakat dalam menggali permasalahan apa yang selama ini dirasakan mengenai kesehatan gigi dan mulut, dan lupa mencari tahu apa solusi yang masyarakat inginkan dari layanan kesehatan gigi dan mulut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun