Karena Hari Kamis 15 Oktober 2020, Â sdh hrs kami kirim ke Surabaya.
Terima kasih,"
Demikian tulis seorang pegawai Cabang Dinas berkaitan dengan administrasi sebuah kegiatan yang harus lembaga kami kirim pada suatu waktu.
Kesalahan selanjutnya yang sering kali dilakukan adalah penulisan kata yang seharusnya digandeng dan dipisah. Juga adanya sisipan bahasa-bahasa lokal atau daerah. Jika bercampur dengan kesalahan sebelumnya pesan bukan saja salah secara penulisan, tetapi juga sulit difahami maksudnya.
"Mbok d jepret pak ky ap,"
Begitu tulisan seorang teman pada group resmi lembaga. Pertanyaan itu berkaitan dengan pengumuman seragam yang harus dipakai pada suatu acara.
Apa yang penulis sampaikan di atas adalah sebagian kecil contoh dari kesalahan-kesalahan dasar dalam berbahasa Indonesia yang sering penulis jumpai di group resmi. Pada group yang tidak resmi, kesalahan-kesalahan semacam itu jauh lebih parah lagi.
Yang mengkhawatirkan adalah dampak kepada para generasi di bawah kita yang mengenal WA sejak dari lahirnya. Jika setiap saat dalam berpesan dalam group resmi maupun tidak resmi yang didapati adalah sesuatu yang salah, maka kesalahan yang mereka lakukan dianggap benar atau biasa.
Dan benar saja. Penulis mendapati dalam suatu group kelas di suatu sekolah, ketika wali kelas meminta siswa untuk menuliskan namanya dalam sebuah daftar, hampir 50 persen siswa salah dalam menuliskan huruf kapital dalam namanya.
Kesalahan dasar berbahasa Indonesia yang baik dan benar di WA sudah sedemikian parahnya. Hal itu hanya bisa diubah dengan menanamkan kebiasan menulis yang benar, dan mari dimulai dari diri kita.
Bahasa adalah cermin pembentuk karakter bangsa. Mari contohkan hal-hal yang benar pada generasi kita. Hal-hal yang salah akan dianggap benar ketika dilaksanakan secara luas, terus menerus, dan menjadi budaya.