Mohon tunggu...
Widz Stoops
Widz Stoops Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Penulis buku “Warisan dalam Kamar Pendaringan”, Animal Lover.

Smile! It increases your face value.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dapatkah Pemimpi Menjadi Pemimpin?

24 Januari 2021   03:53 Diperbarui: 24 Januari 2021   04:10 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Daniel Stolle / newscientist.com


Belum lama ini saya membaca salah satu artikel utama yang ditulis oleh Kompasianer Budi Susilo - OmBud saya menyapanya, biar terdengar lebih 'nganu' he he - berjudul "Kongsi Usaha dengan Sahabat Untung atau Buntung" (klik disini).

Tulisan itu mengingatkan saya pada nasihat Warren Buffet. Siapa sih di dunia ini yang tidak mengenal beliau? Seorang investor Amerika, konglomerat dan ketua serta CEO Berkshire Hathaway itu pada bulan Desember tahun lalu dikategorikan sebagai orang keempat terkaya di dunia.  

Terlepas dari semua hal yang dikuasainya sehubungan dengan investasi, ada tiga hal bijaksana menurut Warren Buffett yang apabila benar-benar diterapkan dapat mengubah Pemimpi menjadi Pemimpin.

Sebetulnya Warren Buffett mengartikulasikannya dalam istilah paling sederhana, hal-hal yang bisa saja diajarkan oleh guru sekolah kelas menengah pertama. Tetapi, karena itu berasal dari seorang Warren Buffet, tentu saja akan terdengar sangat berbeda.

Mendekati usia 90 tahun, Pengusaha sukses kaliber dunia ini 'common sense' atau akal sehatnya memang bergema jauh hingga ke dalam jiwa kita.

Berikut tiga nasehat bijaksana Warren Buffett yang menginspirasi.

1. Jangan mempertaruhkan apa yang kita miliki untuk mendapatkan sesuatu yang tidak kita butuhkan.

Dalam pidatonya di depan para mahasiswa lulusan University of Florida, Warren Buffett mengatakan, ia telah banyak menyaksikan banyak Perusahaan menempatkan diri mereka pada risiko untuk mengejar hal-hal yang lebih besar, biasanya karena keserakahan ketika mereka seharusnya menahan diri.

Warren Buffett berkata, "Jika mempertaruhkan sesuatu yang penting untuk sesuatu yang tidak penting, itu tidak masuk akal. Saya tidak peduli apakah kemungkinan Anda berhasil 99 banding 1 atau 1.000 banding 1."

Kembali pada cerita pengalaman Ombud berkongsi untuk membuka restoran. Saat usahanya sedang 'naik daun', dalam kurung waktu singkat (enam bulan) ketimbang mempertahankan kesuksesan yang telah ada, empat mitra usaha lainnya malah mempertaruhkan kesuksesan itu untuk sesuatu yang sebetulnya belum mereka butuhkan yaitu menambah usaha bar/club.

Bayangkan jika keempat mitra OmBud itu mampu menahan diri, mungkin umur usaha restoran mereka akan lebih panjang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun