Mohon tunggu...
Widi Wahyuning Tyas
Widi Wahyuning Tyas Mohon Tunggu... Jurnalis - Menulis kadang sama menyenangkannya dengan nonton mukbang.

Hidup terasa ringan selama masih ada sayur bayam, tempe goreng, dan sedikit sambal terasi.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Limfoma Bukan Akhir dari Segalanya

16 Oktober 2018   15:49 Diperbarui: 16 Oktober 2018   18:17 2020
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi tadi saya sedikit kaget melihat beberapa headline berita yang mengabarkan bahwa salah satu pendiri Microsoft, Paul Allen, meninggal dunia. Allen menghembuskan nafas terakhirnya pada Senin (15/10) kemarin di usia 65 tahun akibat penyakit kanker limfoma non-Hodgkin yang dideritanya sejak tahun 2009 silam.

Sembilan tahun berjuang melawan sel kanker yang menggerogoti tubuhnya bukanlah perjalanan yang mudah. Saya salut. Jikapun pada akhirnya ia harus kalah, toh semua orang pasti akan meninggal juga.

Bicara tentang limfoma, saya jadi teringat salah satu artis tanah air yang dulu pernah juga mengidapnya. Mantan suami Dewi Perssik, Aldi Taher, pernah menjadi survivor kanker limfoma sekitar dua tahun yang lalu.

Awalnya, ia hanya merasakan pegal di bagian leher sebelah kanan dan mengira bahwa itu terjadi karena salah posisi saat tidur. Selain itu, ia juga kerap merasa sesak napas. Tak disangka, gejala-gejala kecil tersebut merupakan pertanda awal adanya sel kanker yang menghuni tubuh.

Jika kanker yang diderita Paul Allen merupakan kanker limfoma non-hodgkin, lain halnya dengan Aldi Taher yang menderita kanker limfoma Hodgkin. Keduanya merupakan kanker yang berasal dari sistem imfatik atau jaringan kelenjar getah bening tubuh yang mengirim sel darah putih yang disebut limfosit.

Limfosit ini lah yang menghasilkan antibodi untuk membantu tubuh melawan infeksi, sehingga seseorang yang menderita kanker ini akan mengalami kelelahan ektrim, penurunan berat badan, kehilangan nafsu makan, demam, dan berkeringat akibat sistem kekebalan tubuhnya terganggu.

Perbedaan diagnostik antara kanker limfoma non-hodgkin dan kanker limfoma Hodgkin dapat ditentukan selama biopsi atau prosedur operasi pengambilan jaringan tubuh untuk pemeriksaan laboratorium yang bertujuan untuk mendeteksi adanya penyakit.

Jika sel Reed-Stenberg atau limfosit B yang bermutasi lima kali lebih besar dari limfosit normal ditemukan saat proses biopsi, maka pasien didiagnosis dengan limfoma Hodgkin, namun jika tidak ditemukan, maka pasien didiagnosis dengan limfoma non-hodgkin.

Mengutip CNNIndonesia, limfoma non-hodgkin disebabkan oleh perubahan DNA atau mutasi yang terjadi di dalam limfosit. Jika seharusnya tubuh terus memproduksi limfosit baru untuk menggantikan limfosit yang telah mati, hal ini tak berlaku pada penderita kanker ini.

Limfosit tersebut akan terus membelah dan berkembang tanpa henti, sehingga terjadi penumpukan limfosit dalam kelenjar getah bening.

Ada beberapa gejala yang menjadi tanda adanya penyebaran sel kanker limfoma, sehingga bisa dideteksi lebih dini:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun