"Mau pakai helm atau nggak?"Â
Pertanyaan ini selalu terucap dari para driver ojek online (ojol) di daerah Cibinong, Kabupaten Bogor, saat saya menggunakan jasa mereka.
Padahal titik saya naik ojol tak jauh dari pos polisi dan rute yang bakal saya lewati adalah Jalan Tegar Beriman yang merupakan jalan utama yang berderet perkantoran Pemda, Kantor Bupati hingga Polres. Tapi pilihan tanpa helm saat naik ojol adalah hal biasa.
Warga sekitar juga tampak biasa saja hilir mudik naik sepeda motor tanpa helm serta melawan arus di kawasan tersebut.
"Nggak papa Mas, nggak bakalan kena tilang kok, paling ada razia cuma pagi doang jam tujuh. Kalau siang ama sore mah nyantai aja," ujar pak ojol.
Inilah realita yang ironisnya terjadi di daerah Jabodetabek. Coba berhenti sejenak 1 menit saja di pinggir jalan utama di wilayah Kabupaten Bogor, pasti pemandangan orang seenaknya naik motor tanpa helm bakal terlihat seliweran.
Tilang? Hmm, pastinya hanya ada saat razia.
Kocaknya, jika ada razia di ruas jalan tertentu, warga akan saling gotong royong mengingatkan sesama pengendara. Meskipun nggak saling kenal.
"Balik! Balik arah! Ada razia! Ada polisi!" teriak mereka.
Sungguh kerja sama dan sifat persatuan yang luar biasa. Mengesampingkan latar belakang politik dan berbagai perbedaan lain. Pokoknya kalau sesama pemotor harus saling menolong.
Kenyataan pahit yang memang harus diakui bahwa sebagian besar masyarakat hanya takut pada keberadaan polisi dan tilangnya saja. Kesadaran untuk taat aturan berkendara demi keselamatan diri dan orang lain masih harus dipertanyakan.