Mohon tunggu...
Humaniora

Sejarah Berdirinya Kaum Murji'ah

26 September 2018   16:22 Diperbarui: 26 September 2018   16:36 1537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sebelumya sudah tidak asing lagi dengan kata MurjI'ah, kata murji'ah berasal dari kata bahasa arabarja'ah, yurji'u. Yang berarti menunda atau menangguhkan. Salah satu aliran trologi islam yang muncul pada abad pertama Hijriya.

Salah satu aliran teologi islam yang muncul pada abad pertama Hijriyah. Aliran ini disebut murjiah karena dalam prinsipnya mereka menunda penyelesaian persoalan konflik politik antara Ali bin abi Tholib, Muawiyah bin Abi Sufyan dan Khawarij adapun

yang di maksud kaum Murji'ah di sini ialah suatu golongan atau kaum orang-orang yang tidak mau ikut terlibat dalam mengkafirkan terhadap sesama umat Islam seperti dilakukan kaum Khawarij yang mengatakan bahwa semua yang terlibat dalam tahkim adalah kafir, dan mengatakan bahwa orang Islam yang berdosa besar juga kafir Murji'ah tampil dengan mengambil sikap netral dan tidak berpihak kepada satu di antara keduanya, dan tidak pula setuju dengan Khawarij yang mengkafirkan keduanya. Menurut pendapat lain, mereka disebut Murji'ah karena mereka menyatakan bahwa orang yang berdosa besar tetap mukmin selama masih beriman kepada Allah SWT dan Rasul-nya.

Adapun dosa besar orang tersebut di tunda penyelesaiannya di akhirat. Maksudnya, kelak diakhirat baru di tentukan hukuman baginya. Aliran ini muncul dilatarbelakangi oleh persoalan politik, yaitu soal khilafah (kekhalifahan). Setelah terbunuhnya Khalifah Usman bin Affan, umat islam pada masa itu terpecah kedalam tiga kelompok yaitu golongan Khawarij, Syiah dan Muawiyah.

Dalam merebut kekuasaan, kelompok muawiyyah membentuk Dinasti Umayyah. Syiah dan Khawarij sama-sama menentang kekuasaannya. Syiah menentang Muawiyyah karena menuduh Muawiyyah merebut kekuasaan yang seharusnya milik Ali dan keturunannya. Sementara itu Khawarij tidak mendukung muawiyyah karena ia dinilai menyimpang dari ajaran islam.

Dalam pertikaian antara ketiga golongan tersebutlah terjadi saling mengkafirkan, sampai akhirnya muncul sekelompok orang yang menyatakan diri tidak ingin terlibat dalam pertentangan politik yang terjadi. Kelompok inilah yang kemudian berkembang menjadi golongan Murji'ah.

Seperti arti dari murji'ah yang ketiga adalah mengesampingkan, jadi golongan murji'ah berpendapat bahwa yang terpenting dalam kehidupan beragama adalah aspek iman dan kemudian amal. Walaupun seseorang telah melakukan dosa besar, selama masih meyakini bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad utusanNya, maka ia tetap dianggap mukmin bukan kafir, adapun mengenai dosa yang dilakukannya terserah Allah akan diampuni atau tidak, pendapat ini menjadi doktrin ajaran murjiah, dan pendapat ini berlawanan dengan pendapat kaum khawarij yang menyatakan bahwa orang yang berdosa besar adalah kafir.

Pendapat yang seperti ini dapat disimpulkan bahwa yang terpenting dan yang paling diutamakan bagi golongan murji'ah adalah iman, sedangkan perbuatan merupakan soal kedua.

Jadi, yang menentukan seseorang itu mukmin atau kafir adalah kepercayaan atau keimanannya saja, dan bukan perbuatan dan amalannya. Akibat dari pendapat yang demikian yang menganggap bahwa perbuatan itu tidak penting membawa golongan murjiah ini kedalam beberapa paham-paham yang ekstrim.

Di dalam murji'ah terdapat awal kemunculan awalan kaum murji'ah. Ada beberapa teori yang mengemukakan asal-usul adanya aliran Murjiah.

Teori pertama mengatakan bahwa gagasan Irja'a atau arja dikembangkan oleh sebagian sahabat dengan tujuan menjamin persatuan dan kesatuan umat Islam ketika terjadinya pertikaian politik dan juga bertujuan untuk menghindari sektarianisme. Diperkirakan Murjiah ini muncul bersamaan dengan munculnya Khawarij.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun