Mohon tunggu...
Widi Admojo
Widi Admojo Mohon Tunggu... Guru - Widiadmojo adalah seorang guru, tinggal di Kebumen

sedikit berbagi semoga berarti

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ketika Babak Cerita Prabowo Subianto, Sudah Memasuki Fase "Tancep Kayon"

3 November 2019   21:58 Diperbarui: 3 November 2019   22:17 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tancep kayon, adalah istilah dalam dunia pewayangan yang menandakan pertunjukan pagelaran telah dinyatakan selesai. Simbolisasi dari tancep kayon adalah ketika dalang menancapkan simbol wayang berupa gunungan tegak lurus ditengah pakeliran pertanda pertunjukan cerita telah dinyatakan tamat atau selesai. Lalu para penontonpun   perlahan meninggalkan pertunjukan untuk pulang ke rumah masing-masing. Diiringi dengan gending atau lagu dalam karawitan jawa yang umumnya judul gendingnya adalah "wilujeng" atau "ladrang slamet" yang mengandung makna semoga seusai pertunjukan semua diberkahi dengan keselamatan.

Tancep kayon kadang juga berarti, pergantian babak cerita. Dari cerita satu ke cerita lain, kadang dalang wayang kulit akan menancapkan simbol wayang gunungan untuk mengakhiri babak cerita satu dan berpindah ke babak cerita berikutnya. 

Hanya biasanya untuk menandakan pergantian babak cerita ini dalang akan menancapkan gunungan miring kekiri atau kekanan. Tidak ditancapkan di tengah dan tegak lurus. Karena menancapkan gunungan tegak lurus ditengah pakeliran ada yang memaknainya sebagai cerita sudah berakhir atau tamat.

Lalu apa hubungannya dengan Prabowo Subianto?

 Sebagai penggemar wayang kulit, kadang harus mengakui bahwa simbolisasi cerita dalam dunia pewayangan adalah perngejawantahan perilaku kehidupan yang sering memang cocok dan seirama dengan kejadian dan hiruk pikuk kehidupan nyata. 

Cerita wayang dengan beragam simbolisasi karakter adalah seni hasil maha karya para leluhur  yang luar biasa yang mampu memotret pergulatan kehidupan  dengan segala tipe karakteristik baik dan buruk, jahat dan mulia.

Setelah melewati puncak hingar-bingar sebagai calon presiden pada pemilihan presiden 2019 lalu, Prabowo Subianto kemudian kita ketahui memilih jalan untuk menambatkan perjuangannya dengan duduk di kursi kabinet Joko Widodo sebagai Menteri Pertahanan dan Keamanan. 

Banyak pihak yang mendefinisikan langkah Prabowo Subianto ini sebagai pilihan akhir dari perjalanan panjang hingar bingarnya berpetualang untuk berkontestasi memperjuangkan visi misi pengabdiannya kepada bangsa dan negara. 

Pilihannya untuk mengambil peran sebagai pembantu Presiden Joko Widodo agar secara konkret dapat bekerja mengabdikan kehidupannya untuk bangsa, tetapi ini sekaligus diasumsikan sebagai fase "tancep kayon", fase dimana cerita telah berakhir. Karena Prabowo Subianto telah memilih untuk mengakhiri cerita panjang dan keras. Termasuk mengakhiri kebersamaanya  dengan  berjuta-juta pendukung dan relawan setianya saat menjadi calon presiden.

Cerita sudah selesai. Kisah sudah berganti wajah. Ki dalang sudah menancapkan kayonnya di tengah pakeliran. Artinya Prabowo Subianto saat menjadi calon presiden, sudah barang tentu berbeda dengan kondisi saat ini setelah duduk di kursi Kabinet Joko Widodo. 

Prabowo Subianto bisa mengemukakan berbagai pertimbangan dan alasan mengapa pilihan yang diambil adalah bergabung di kabinet, berkoalisi dengan pesaing beratnya saat berkontestasi di pemilihan presiden. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun