Mohon tunggu...
Wiwik Arianti
Wiwik Arianti Mohon Tunggu... Lainnya - pemelajar sepanjang hayat

Guru IPA di MTs NU Raden Rahmat Ngerong, ingin menjadi sebaik-baik manusia.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Mengintip Rahasia Kesuksesan Bisnis Sandal yang (Dulu Pernah) Gagal

29 Januari 2021   09:40 Diperbarui: 29 Januari 2021   09:45 717
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: instagram/@galery_uppks_aldiva_maju_jaya

Kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda. Tentu Anda pernah mendengar quotes semacam ini. Dengan kata lain, kesuksesan sering kali diawali dengan kegagalan yang bisa saja terjadi berulang kali.

Bagaimana dengan entrepreneurship alias dunia usaha? Sama saja. Sebagian besar entrepeneur atau pengusaha sukses pasti mempunyai cerita kegagalan dibalik kesuksesannya. Walau mungkin ada sebagian kecil pengusaha yang "ditakdirkan" sukses karena orang tua sampai buyut-buyutnya sudah kaya tujuh turunan.

Pengalaman kegagalan sebelum sukses dialami pula oleh pengusaha asal Dusun Karangbangkal, Desa Karangrejo, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa Timur yang satu ini. Namanya adalah Tatik Farikha, seorang pengusaha sandal berbahan baku limbah spon.

Tatik Farikha (44) memulai usaha membuat sandal pada tahun 1998. Keahliannya dalam membuat sandal diperoleh dari ayahnya, alm. Sutomo. Beliau adalah seorang pembuat sandal yang sangat terkenal di daerah Gempol.

Selama 15 tahun bersama sang suami, Ahmad Santoso (50), Tatik Farikha mengalami jatuh bangun dalam menekuni usaha pembuatan sandal ini. Ketiadaan dana alias modal menjadi penyebab utama kegagalan usahanya. Peralatan yang masih manual juga membuat usaha sandalnya sulit  berkembang.

Berbahan baku limbah spon, ia dan suami bekerja bahu membahu dalam bisnis sandal. Pada tahun 2014, pengusaha wanita ini mulai bergabung dengan UKM yang ada di daerahnya. Berbagai macam pameran atau expo ia ikuti demi mempromosikan sandal buatannya.

Usahanya mulai membuahkan hasil. Apalagi sejak bergabung dengan UPPKS Aldiva Maju Jaya dan ia menjabat sebagai ketua. Terobosan-terobosan baru ia dan kelompoknya ciptakan, mulai dari berbagai macam model sandal hingga strategi pemasaran.  Pemasarannya pun mulai meluas semenjak ia menggunakan media sosial, seperti facebook dan instagram.

Pesanan demi pesanan terus berdatangan. Tatik bisa melayani pesanan antara 100-250 kodi sandal tiap minggunya. Per minggu ia bisa meraup omzet Rp 5 juta.

Karena pesanan mulai banyak, entrepeneur wanita sukses ini menambah jumlah karyawannya. Kalau dulu ia hanya mempunyai 3 karyawan, sekarang ada sekitar 22 karyawan yang membantu usahanya. Tatik berhasil mengurangi angka pengangguran di daerahnya karena kebanyakan adalah tetangga sekitar.  

Sistem kerja di sini adalah borongan. Dengan jam kerja mulai jam 7 pagi hingga jam 4 sore, tiap karyawan bisa menyelesaikan 6 kodi sandal.

Banyak jenis sandal yang diproduksi di sini. Ada sandal wanita dan anak-anak, sandal bulu, sandal pria, sandal gunung, dan sebagainya. Dengan merk dagang  Aldiva, sandal ini cukup terkenal di daerah Jawa Timur. Selain itu, sandal ini telah dipasarkan ke luar pulau seperti: Bali, Ujungpandang, Batam, Kalimantan, NTT, dan lain-lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun