Mohon tunggu...
Weti Artika
Weti Artika Mohon Tunggu... Penulis - Seorang yang sedang belajar menulis, baru punya 1 bukti karya berupa novel berjudul "Separuh Genap" sampai sekarang masih menjadikan dunia literasi sebagai favorit nomor satu.

Pembelajar, Introvert yang belajar berkecimpung di dunia sosial, masih belajar mitigasi bencana dan (calon) penulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pernah Nggak Sih Seumur Hidup Doa dengan Sungguh-Sungguh?

19 Juni 2017   18:39 Diperbarui: 19 Juni 2017   19:10 562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bismillahirrahmanirrahim..

Sadar nggak sih kalau kita itu Maha Lemah. Lemah banget, sampai kadang kita bener-bener nggak sanggup ngelewatin kesedihan meskipun cuma sebentar.

Pasti pernah minimal sekali dalam hidup kita ngerasa udah nggak sanggup lagi ngelewatin masa-masa sulit.

Mungkin karena utang yang banyak, karena nilai nggak pernah ningkat, karena tuntutan pendidikan nggak selesai-selesai, karena ditinggal pergi orang terdekat, atau apapun yang bikin kita ngerasa nggak sanggup, nggak kuat.

Semakin menua usia, maka tingkat kesedihan kita pun makin kencang dan menyakitkan hantamannya. Kalau kecil dulu kita jatuh, lutut luka, yaudah nggak papa, kita bisa berdiri terus lanjut lari lagi: pakek ketawa lagi.

Coba kalau sekarang, kita jatuh, mesti langsung baper; mungkin ketawa, malu atau langsung nyari kambing hitam untuk disalahin.

Sakit, musibah, duka, gimanapun harus kita perjuangkan tapi kita nggak boleh larut dalam kesedihan.

La tahzan, jangan sedih, kata Allah.

Sayangnya, selesai satu masalah muncul masalah yang bikin kita tambah sedih. Dimusuhin orang, dijauhin temen, ditipu, dinilai sok alim, dibilang sok suci, dianggap naif, munafik dan lain-lain yang bikin kita rasanya mau nangis, mau marah bahkan sampai bingung mau ngapain lagi. Ibaratnya udah jatuh ketimpa tangga, belum kering luka yang ini eh ada orang yang nggak sengaja nyiram lukanya pake air jeruk nipis: kecut, pahit, sakit, banget banget.

Kalau udah sampe segitunya, kita pasti nangis sampe mata sembab, curhat sama orang terdekat eh malah nggak dapet solusi, nyari solusi sampai akhirnya nyerah, baru kita ambil wudhu, shalat, dateng ke Allah entah itu sambil nangis atau marah-marah protes nanya;

"Ya Allah kok gini terus sih?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun