Mohon tunggu...
Weni Lestari
Weni Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - Sederhana, terus belajar memperbaiki diri, memperbanyak amal dan bermanfaat bagi orang lain

sederhana, terus belajar memperbaiki diri, memperbanyak amal dan bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ibu, Pendidik Karakter Pertama dan Utama

20 Agustus 2011   05:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:37 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pembangunan karakter menjadi sangat penting saat bangsa kita menghadapi krisis multi dimensi, moral, politik, dan ekonomi. Kita sangat prihatin melihat moral para pelajar yang tak lagi menghormati orang tua dan guru, terlibat tawuran, narkoba hingga pergaulan bebas. Kebanggaan kepada bangsa sendiri sudah meluntur, bahkan ada rasa malu menjadi Anak Indonesia karena beberapa kasus yang sempat membuat dunia luar memandang Indonesia sebagai teroris dan sarang koruptor.

Pada kasus mencontek massal yang dihebohkan baru-baru ini, terlihat bahwa guru juga telah kehilangan idealismenya dalam mendidik tunas bangsa. Walaupun tidak semua guru seperti itu, banyak guru berpendapat keberhasilanpendidikan diukur dari tercapainya target akademi. Akibatnya semua cara dilakukan agar siswanya lulus atau membiarkan siswa berbagi jawaban ujian.

Sekedar pengingat, Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa “Pendidikan merupakan daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intellect), dan tubuh anak”. Jadi jelaslah bahwa pendidikan merupakan wahana utama untuk menumbuhkembangkan karakter yang baik.

Saat ini, baru dua tempat yang dipahami sebagai wadah untuk membangun karakter bangsa; sekolah dan keluarga. Pendidikan sekolah yang baik seharusnya tidak sekedar memberikan ilmu tetapi yang lebih penting adalah mengubah atau membentuk karakter dan prilaku siswa menjadi lebih baik. Nilai-nilai karakter ini bisa ditanamkan dalam pembelajaran dan kegiatan ekstra kurikuler seperti pramuka, hiking, gerakan penghijauan, olahraga dan lain-lain.

Proses pembelajaran di sekolah dapat disetting sehingga menampilkan proses kehidupan berbangsa dan bernegara dengan mengadopsi semua nilai-nilai karakter bangsa yang baik, yang terabaikan selama ini. Sayangnya belum ada model yang dapat dicontoh, sehingga masih dalam tahap gagasan saja.

Pendidikan karakter juga dapat dilakukan di dalam keluarga. Di sini pendidik karakter yang pertama dan utama adalah ibu. Seorang ibu bertugas menanamkan nilai-nilai baik yang akan dipegang oleh sianak dalam kehidupannya. Ibulah yang mengajarkan anaknya semangat juang dan pantang menyerah. Sang ibu juga yang menanamkan nilai-nilai agama, sopan santun dan kesusilaan sehingga anaknya terbekali dengan baik. Keluarga yang baik dan lingkungannya yang kondusif merupakan tempat bagi si anak untuk menumbuhkan rasa percaya diri dan daya saing.

Belum terlambat untuk menyelamatkan bangsa kita yang sedang terpuruk ini, asal semua komponen bangsa mau dan mampu berupaya untuk membangun kembali karakter bangsa melaluiproses pembelajaran yang mengakomodasi nilai-nilai mulia bangsa Indonesia. Semoga saja banyak pihak yang tergugah dan mau membangun model pendidikan yang berkarakter Indonesia, untuk menyelamatkan jutaan generasi muda yang saat ini sepertinya telah kehilangan arah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun