Mohon tunggu...
Wempie fauzi
Wempie fauzi Mohon Tunggu... Penulis - Bekas guru

Bekas gurru yang meminati sejarah serta politik

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Airlangga Hartarto Diskusikan Isu Rantai Pasok Indo Pasifik dengan Menteri Australia

24 Mei 2023   12:11 Diperbarui: 24 Mei 2023   12:20 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Sebuah pertemuan penting yang digelar secara daring berlangsung antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia, Airlangga Hartarto dengan Menteri Perdagangan dan Pariwisata Australia, dan Senator the Hon Don Farrell, pada Selasa pagi (23/05). Bahasannya cukup penting yakni isu terkait isu rantai pasok di Kawasan Indo-Pasifik. Pertemuan ini merupakan bagian dari rangkaian perundingan Indo-Pacific Economic Framework for Prosperity (IPEF), yang melibatkan 14 negara mitra, dengan tujuan memastikan keberlanjutan rantai pasok yang aman dan tangguh, serta mengurangi gangguan dan kerentanan yang dapat mempengaruhi negara-negara di kawasan tersebut.


Dari pertemuan ini tercapai komitmen negara-negara IPEF untukmencapai tujuan bersama terkait rantai pasok yang tangguh, antisipatif, dan berdaya saing di Kawasan Indo-Pasifik. Beberapa isu yang dibahas dalam konteks rantai pasok meliputi penetapan sektor dan barang kritis, peningkatan ketahanan dan investasi pada sektor-sektor dan barang-barang tersebut, mekanisme berbagi informasi dan respons krisis, penguatan logistik rantai pasok, peran pekerja, serta transparansi rantai pasok.

Pada pertemuan tersebut, Menteri Hartarto dan Senator Farrell menegaskan pentingnya kerja sama dalam mewujudkan kesejahteraan ekonomi dan kestabilan di Kawasan Indo-Pasifik, sambil mengapresiasi kemajuan yang telah dicapai selama putaran perundingan sebelumnya. Senator Farrell menyampaikan, "Kemajuan dalam setiap pembahasan perundingan sangat penting, untuk itu pembahasan berbagai isu yang masih tertunda perlu dipercepat."

Menteri Hartarto menekankan perlunya negara-negara mitra menggunakan acuan perjanjian dan kesepakatan internasional yang telah diadopsi bersama dalam pembahasan isu-isu terkait, serta berupaya menjembatani perbedaan yang ada dengan mempertimbangkan kepentingan domestik masing-masing negara. Pernyataan tersebut mencerminkan kesadaran akan kompleksitas dan tantangan yang terlibat dalam menjaga kesepakatan regional dalam konteks rantai pasok.

Pertemuan ini diakhiri dengan diskusi mengenai agenda perundingan yang akan dihadiri oleh para Menteri di Pertemuan Tingkat Menteri IPEF, yang akan diselenggarakan minggu ini. Menteri Hartarto, Senator Farrell, dan Menteri dari 12 negara mitra IPEF lainnya diundang untuk menghadiri Pertemuan Kedua Tingkat Menteri Indo-Pacific Economic Framework for Prosperity (IPEF) yang akan berlangsung pada tanggal 26-27 Mei 2023 di Detroit, Michigan, Amerika Serikat.

Sebagai latar belakang, pada tahun lalu, para Menteri dari 14 negara peserta IPEF telah menyetujui Deklarasi Menteri yang dikeluarkan pada Pertemuan Tingkat Menteri IPEF pertama yang diadakan pada tanggal 8-9 September 2022 di Los Angeles, Amerika Serikat. Deklarasi Menteri tersebut menjadi landasan bagi negara-negara mitra untuk bekerja sama dalam mengatasi berbagai tantangan yang terkait dengan rantai pasok di Kawasan Indo-Pasifik.

Dalam upaya mencapai tujuan bersama terkait rantai pasok yang tangguh dan berdaya saing, Indonesia dan Australia menyadari pentingnya kerja sama dan koordinasi antarnegara. Keduanya menyadari bahwa keberhasilan dalam memperkuat rantai pasok regional membutuhkan kolaborasi yang erat dan pengambilan keputusan yang tepat guna.

Pada pertemuan ini, Indonesia dan Australia berkomitmen untuk meningkatkan kerja sama dalam beberapa aspek penting. Pertama, penetapan sektor dan barang kritis menjadi prioritas. Identifikasi sektor dan barang yang vital bagi rantai pasok regional memungkinkan langkah-langkah khusus diambil untuk memastikan pasokan yang stabil dan aman. Kedua, peningkatan investasi pada sektor dan barang kritis menjadi fokus utama. Melalui peningkatan investasi, diharapkan ketahanan rantai pasok dapat ditingkatkan sehingga negara-negara di Kawasan Indo-Pasifik lebih mampu menghadapi berbagai tantangan yang mungkin timbul.

Selain itu, Indonesia dan Australia sepakat untuk memperkuat logistik rantai pasok. Upaya ini melibatkan peningkatan efisiensi, penggunaan teknologi yang canggih, dan pemantauan yang lebih baik terhadap pergerakan barang dan informasi. Hal ini akan membantu memastikan rantai pasok yang lancar dan responsif terhadap perubahan situasi.

Selain aspek teknis, penting juga untuk meningkatkan peran pekerja dalam rantai pasok. Kondisi kerja yang baik, perlindungan tenaga kerja, dan pemberdayaan pekerja merupakan faktor penting dalam memperkuat rantai pasok. Negara-negara mitra IPEF, termasuk Indonesia dan Australia, harus bekerja sama untuk memastikan bahwa pekerja di sektor rantai pasok mendapatkan perlindungan yang memadai dan memperoleh manfaat dari kemajuan ekonomi yang dihasilkan.

Selanjutnya, peningkatan transparansi rantai pasok juga menjadi prioritas. Informasi yang terbuka dan mudah diakses tentang rantai pasok dapat membantu negara-negara mitra dalam mengidentifikasi risiko dan mengambil langkah-langkah yang tepat guna mengatasi masalah yang muncul.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun