Mohon tunggu...
welni yunelti
welni yunelti Mohon Tunggu... Mahasiswa

Menulis bagiku adalah jendela kehidupan yang dimana tempat saya menuangkan sesuatu.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Mengagumi Tanpa Memiliki

2 Juli 2025   08:58 Diperbarui: 2 Juli 2025   08:58 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto cowok yang sedang mengagumi seseorang tanpa memiliki/pixabay  

 

Awal pertama kali saya menginjakkan kaki di dunia perkuliahan, saya tidak pernah menyangka bahwa pertemuan dengan seorang laki-laki dari kampung yang berbeda akan membawa cerita yang begitu berkesan dalam hidup saya. Kami dipertemukan di tengah suasana yang serba asing, dengan lingkungan baru, teman baru, dan rutinitas yang jauh berbeda dari kehidupan sebelumnya.

Hari-hari kami dipenuhi dengan cerita, tawa, dan kerja sama dalam tugas-tugas kuliah. Perlahan tapi pasti, kami menjadi sahabat yang sangat dekat. Kedekatan kami bahkan membuat teman-teman sekelas berpikir bahwa ada hubungan khusus di antara kami. Tapi bagi saya saat itu, kami hanya dua orang sahabat yang saling mengandalkan satu sama lain dalam kerasnya dunia perkuliahan.

Namun, waktu berjalan dan tanpa saya sadari, perasaan saya mulai berubah. Diam-diam saya mulai mengagumi dia, bukan hanya karena kebaikannya, tapi karena cara dia memperlakukan saya dengan tulus dan sederhana. Ia menjadi tempat nyaman untuk berbagi cerita, lelah, bahkan diam. Tapi saya juga sadar, perasaan ini bisa menjadi pisau bermata dua. Saya takut terlalu larut dalam rasa yang belum tentu memiliki arah yang

Karena tekanan dari asumsi teman-teman dan kekhawatiran akan perasaan yang semakin dalam, kami akhirnya sepakat untuk menjaga jarak. Kami tidak lagi sedekat dulu. Rasanya aneh, kehilangan kehangatan yang dulu begitu akrab. Tapi saya pikir, mungkin itu yang terbaik.

Yang tidak saya tahu, ternyata dia juga menyimpan rasa yang sama. Ia pun mengagumi saya dalam diam, namun tak pernah berani menunjukkan. Perasaan itu kemudian muncul di antara percakapan singkat kami, dalam lirih yang tak terucap langsung, tapi cukup terasa. Meski begitu, saya memilih untuk tetap menjaga jarak dengan perasaan saya sendiri.

Saya pernah bilang padanya bahwa saya tidak ingin menjalin hubungan pacaran untuk saat ini. Saya ingin fokus menyelesaikan kuliah saya, mengejar impian yang sudah saya mulai. Selain itu, aturan di asrama kami juga jelas---tidak diperbolehkan menjalin hubungan pacaran selama masih menjalani masa studi. Dan yang paling saya takutkan, jika perasaan ini tumbuh terlalu jauh, saya akan kehilangan dia bukan hanya sebagai pacar  yang tak jadi, tapi juga sebagai sahabat yang pernah begitu berarti.

Syukurlah, dia mengerti. Ia tidak memaksa, Ia memilih untuk tetap mendampingi dari kejauhan, dalam versi yang lebih tenang dan dewasa. Seiring waktu, saya pun belajar banyak dari pengalaman ini. Tentang bagaimana rasa suka tidak harus selalu dimiliki, tentang bagaimana perasaan bisa tumbuh tanpa harus diperjuangkan untuk dimiliki, dan tentang bagaimana mengagumi seseorang dari kejauhan justru bisa lebih tulus, lebih murni.

Kini, saya mengaguminya bukan karena saya berharap untuk bersamanya, tapi karena kehadirannya telah memberi warna dalam lembaran hidup saya. Mungkin dia tidak akan pernah tahu betapa berartinya dia dalam perjalanan ini. Tapi itu tidak apa-apa. Karena tidak semua rasa harus dimiliki untuk bisa dinikmati. Kadang, mengagumi dari jauh adalah cara terbaik menjaga hati tetap utuh.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun