Mohon tunggu...
Welem Yeremia Ontrael
Welem Yeremia Ontrael Mohon Tunggu... Penulis

Mengasah Kewarasan Melalui Tulisan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mereka Menyebutku Sesat: Kisah Putri Menjadi Anggota Gereja Mormon di Indonesia

5 Oktober 2025   18:57 Diperbarui: 5 Oktober 2025   18:57 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salt Lake Temple, kuil Gereja Mormon (Sumber: FOTO/iStockphoto)

Gereja Mormon adalah salah satu aliran kekristenan yang lahir dibenua Amerika sekitar abad ke-19 tepatnya pada tahun 1830. Sejarah Gereja ini dimulai oleh seorang pemuda yang lahir dari keluarga sederhana bernama Joseph Smith yang mengklaim telah menerima wahyu dari Allah Bapa dan Yesus Kristus, serta bertemu dengan seorang malaikat bernama Moroni yang memberikan tugas kepadanya untuk menerjemahkan sebuah lempengan emas yang berisi catatan kuno penduduk benua Amerika zaman dahulu, dimana kemudian hari catatan kuno tersebut diberi nama Kitab Mormon, yang menjadi asal-mula kebanyakan orang  menyebut nama gereja ini.

Kitab Mormon (Sumber: https://www.tokopedia.com/yohanaaa/kitab-mormon-satu-kesaksian-lagi-tentang-yesus-kristus-1731069199990818132)
Kitab Mormon (Sumber: https://www.tokopedia.com/yohanaaa/kitab-mormon-satu-kesaksian-lagi-tentang-yesus-kristus-1731069199990818132)

Gereja Mormon sendiri memiliki nama resmi dalam bahasa Inggris yaitu The Church of Jesus Christ of Latter-day Saints yang di dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan nama Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir. Gereja Mormon sering mendapatkan pandangan negatif bahkan dianggap menyimpang dari aliran kekristenan pada umumnya karena terdapat perbedaan ajaran dan praktik dalam gereja ini, seperti adanya empat kitab standar yang diakui dan diterima sebagai tulisan suci oleh penganut Mormon yaitu Alkitab, Kitab Mormon, Ajaran dan Perjanjian, serta Mutiara yang Sangat Berharga, bahkan penolakan terhadap konsep Trinitas tradisional seperti gereja Kristen pada umumnya.

Gereja Mormon di Yogyakarta (Sumber: https://sinar.big.go.id/Pencarian/Detail/4296)
Gereja Mormon di Yogyakarta (Sumber: https://sinar.big.go.id/Pencarian/Detail/4296)

Gereja Mormon sendiri hadir di Indonesia pada tahun 1969 ketika pertama kali dilakukan pendedikasian tanah untuk misi di Indonesia pada tanggal 26 Oktober 1969 di kawasan puncak Bogor, Jawa Barat tepatnya di lokasi yang kemudian dikenal dengan nama Mega Mendung.

Menjadi seorang anggota Gereja Mormon di Indonesia tentu memiliki cerita tersendiri bagi pemeluknya, itulah yang dialami oleh Putri. Wanita berusia 26 tahun ini merupakan anggota dari Gereja Mormon. Pengalaman dan perjalanan spiritual membawa Putri menemukan iman di dalam Gereja Mormon. Penulis sangat senang Putri mau untuk membagikan ceritanya kepada penulis. Putri sendiri merupakan salah satu sahabat dan orang yang sangat baik yang pernah penulis jumpai dikota Yogyakarta.

Putri bersama Tristie didepan Gereja (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Putri bersama Tristie didepan Gereja (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Perjalanan spiritual Putri dimulai sejak masih kecil, dimana dia terlahir dari keluarga beragama Islam. Selama proses hidupnya dia selalu merasakan sebuah kegelisahan di dalam hatinya sehingga berusaha untuk mencari jawaban atas semua kegelisahannya tersebut dengan mempelajari beberapa ajaran agama misalnya Kristen, Katolik, Hindu bahkan kepercayaan leluhur. Meskipun demikian Putri tak kunjung mendapatkan jawaban yang selama ini dicari olehnya.

Singkat cerita sampai pada suatu hari, akhirnya Putri menemukan jawaban dari semua pertanyaan yang menggelisahkan hatinya selama ini melalui ajaran Gereja Mormon. Putri pertama kali mengenal Gereja Mormon melalui para misionaris dalam sebuah kegiatan kelas Bahasa Inggris. Saat pertama kali mengenal ajaran Gereja Mormon, Putri tidak terburu-buru untuk bergabung tetapi melalui tahap belajar bersama dengan para misionaris. Misionaris membantu Putri untuk belajar banyak hal mengenai ajaran gereja. Selama proses belajar, Putri dibimbing untuk membaca Kitab Mormon, meskipun pada awalnya dia menolak hal tersebut tetapi setelah membaca Kitab Mormon dia merasakan bahwa semua kegelisahan dan pertanyaan akan kehidupannya selama ini, jawabannya ditemukan di dalam Kitab Mormon.

Putri akhirnya memantapkan diri untuk bergabung menjadi anggota gereja dan menerima baptisan. Setelah menjadi anggota gereja, Putri merasakan dirinya berbeda, dia tidak lagi memiliki rasa khawatir dan ketakutan dalam menjalani kehidupannya. Bagi Putri, Gereja membantu dia bukan hanya bertumbuh secara rohani melainkan juga jasmani. Putri mengatakan ajaran gereja sebagaimana yang tertulis dalam empat kitab standar (Alkitab, Kitab Mormon, Ajaran dan Perjanjian serta Mutiara Yang Sangat Berharga) menuntun  dia untuk memiliki sikap moral yang baik dan menjadi seorang murid Yesus Kristus yang sejati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun