Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Mewujudkan Hidup yang Memberkati

16 Oktober 2022   08:35 Diperbarui: 16 Oktober 2022   08:41 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gereja|sumber:architectureheritage.or.id

REFLEKSI ALKITAB, MINGGU 16 OKTOBER 2022

MEWUJUDKAN HIDUP YANG MEMBERKATI

Oleh Weinata Sairin

"Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk! Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, lakukanlah apa yang baik bagi semua orang!" -  Roma 12:14, 17

Kekristenan hingga kini masih tetap eksis dan unggul di tengah ruang-ruang sejarah dengan segala kekuatan dan kelemahannya. Walau ia hadir dan mewujud dalam ratusan denominasi, dengan "truth claim" sendiri-sendiri, namun pada sisi tertentu kesemua denominasi itu menyatutubuh dalam sebuah kekristenan yang powerful, yang diperhitungkan dan disegani banyak orang. Di negeri ini kekristenan yang datang koinsiden dengan datangnya kolonialisme, acap kali oleh oknum dan kelompok tertentu kekristenan telah dicap sebagai agen kolonial.

Cap stigma tersebut resonansinya masih tetap muncul dalam mindset umat di akar rumput, yang kontraproduktif di era digital sekarang. Ketakutan dan bahkan resistensi terhadap kekristenan di negeri ini acap kali juga muncul karena beban sejarah, pengaruh internasional, penulisan buku-buku dengan data historis tak seimbang, dan/atau oleh karena pikiran-pikiran mereka yang dielu-elukan sebagai tokoh kerukunan tetapi yang hatinya dan hasrat politiknya sama sekali bertentangan dengan kerukunan itu sendiri.

Belum lama ini umat Kristen merasa tidak nyaman tatkala seorang tokoh mengungkapkan dalam forum nasional seolah ada percepatan pertambahan jumlah orang Kristen, dan realitas itu dihubungkan dengan makin maraknya radikalisme. Lontaran pemikiran seperti itu agaknya merepresentasikan adanya ketakutan dan kekhawatiran terhadap makin kuatnya kekristenan di negeri ini.

Meskipun sejak awal kehadirannya mengalami aniaya, hambatan, persekusi, serta pembunuhan biadab dan kejam, tidak akan pernah ada yang bisa meruntuhkan kekristenan yang berbasis Injil, evangelion, yang adalah dunamis Allah (cf. Roma 1:36). Benar jika Paulus menyatakan dalam Roma 1:36 itu bahwa Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya.

Mengapa kekristenan tetap eksis dan survive di tengah dinamika zaman? Pada waktu kekristenan digugat, bahkan dipertanyakan oleh kaum elite politik dan agama, dan para rasul diinterogasi serta dijebloskan ke dalam penjara, seorang Gamaliel tampil dengan wisdom yang amat dalam. Menurut Gamaliel, jika apa yang dilakukan para rasul itu dari manusia pasti akan lenyap, tetapi jika berasal dari Allah tidak akan bisa dilenyapkan (Kis.5:26 - 42).

Kita memahami benar bahwa banyak elemen dasar yang membuat kekristenan itu kuat dan mampu bertahan walau mengalami gempuran hebat di sepanjang sejarah.

Beberapa hal yang bisa disebut:

  • a.Kekristenan itu bukan produk manusia, melainkan produk Ilahi. Mengacu pada pemikiran Gamaliel dalam Kis.5, jika kekristenan itu buatan manusia maka kekristenan sudah selesai, kini hanya tinggal nama. Allah yang "mendesain" kekristenan itu karena kasih-Nya kepada umat manusia, sekaligus Ia mengutus Yesus Kristus ke tengah dunia untuk menyelamatkan umat manusia.
  • b.Kekristenan itu berfokus dan berbasis kepada Yesus Kristus. Yesus itu"vere deus,  vere homo", benar-benar Allah dan benar-benar manusia. Ia bukan "hakikat paruh waktu" yang separuh manusia dan separuh Ilahi. Ia sepenuhnya Allah dan sepenuhnya manusia. Tindakan sepenuhnya itu terjadi dalam kontrol Allah Sang Bapa: Ia menghidupkan orang mati, ini performance Ilahi; Ia menangis dan merasa haus, ini performance Allah.
  • Pada kedirian Yesus kita menyaksikan secara sempurna kasih kepada sesama dan kasih kepada Allah; gerak melayani (diakonia) yang tiada terbendung, satunya kata dan perbuatan; perhatian dan solidaritas bagi rakyat jelata.
  • c. Kekuatan kristenan berada pada ajaran dan nilai luhur yang diberikan: keselamatan oleh iman, pengampunan dosa, mengasihi musuh. Dalam bagian Alkitab yang dikutip di bagian awal tulisan ini, kita semua diingatkan ulang agar kita "bertindak paradoks", yang membedakan kita dari dunia luas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun