Umat Kristen menjalani kehidupannya yang berharap kepada Allah harus dengan penuh rasa syukur karena Allah memenuhi janji-Nya yang menjadi landasan harapan. Kepercayaan dan harapan di tengah suka-duka hidup ini bukanlah melulu suatu optimisme tanpa dasar, melainkan  bertumpu pada sabda dan tindakan-Nya. Allah sungguh merupakan harapan kita (bnd.Yer. 14:22).
Pemazmur dalam Kitab Mazmur 62:6 menyatakan dengan tegas bahwa ketenangan hidup itu terjadi karena Allah itu sumber harapan.
Ya Allah itu sumber dasar pengharapan manusia. Allah tidak pernah mengenal vokabulari yang hidup dikalangan anak muda!: PHP, pemberi harapan palsu! Allah tidak pernah memberi harapan palsu kepada umatNya
Dunia,masyarakat internasional,secara mondial selama setahun ini digerus  virus Covid 19. Kita di Indonesia mengalami tingkat keparahan cukup signifikan akibat terjangan virus jahanam itu. Ditengah realitas itu terjadi berbagai dinamika dalam kehidupan bangsa: koruptor makin bertambah, DPO belum berhasil ditangkap, kaum teroris( tanpa agama??) terus beraksi dan merancang aksi mereka dari rumah-rumah kontrakan, bom bunuh diri mengguncang Katedral di Makasar, bencana alam badai siklon tropis yang membunuh ratusan orang di Provinsi NTT,meruntuhkan bangunan dsb.
Ada yang menafsir  rangkaian kejadian itu dari angel eskatologis dan menyatakan bahwa hari kiamat sudah dekat, ada yang mengaitkan dengan aspek politik, ekologi, ekonomi, dan sebagainya.
Apapun tafsir yang coba diberikan sebagai warga Gereja kita tetap yakin bahwa Tuhan dalam kasih dan kairosNya akan segera memulihkan kondisi ini. Allah sumber pengharapan kita, kita tidak akan takut melewati hari-hari penuh turbulensi ini.
Selamat Menyambut dan Merayakan hari Minggu. God bless!
Weinata Sairin