Ada kisah lucu dulu waktu anak-anak masih duduk di Taman kanak-kanak.Â
Waktu itu saya mudik ke Indonesia. Seperti biasa kami menginap di rumah eyang kakung dan eyang putrinya. Saat hari libur, banyak saudara yang main ke rumah, kita semua saling melepas kangen karena kami tidak bisa sering pulang kampung ke Indonesia, waktu mudik yang sebentar itu menjadi ajang pertemuan.Â
Rumah eyang pun ramai sekali, banyak tamu yang datang main ke rumah. Hiro bolak-balik ke teras rumah eyang lalu masuk ke dalam rumah, saya perhatikan dia sangat sibuk. Setelah saya ikuti, kaget bukan kepalang, ternyata dia merapikan sendal dan sepatu para tamu yang berantakan di teras rumah eyangnya, hahahahahaha.Â
Sepatu dan sendal para tamu ia rapikan sejajar dengan posisi sepatu dan sandal yang menghadap ke depan, jadi nanti pas pulang tamunya tinggal masukkan kakinya tanpa perlu membalikkan sepatu/sendalnya. Setelah rapi, hiro masuk ke rumah lagi, dan kembali ke teras ketika ada tamu yang datang, begitu seterusnya.Â
Saya, eyang dan saudara-saudara yang lain yang akhirnya sadar pun tertawa dan mereka merasa heran, kok begitu banget sih kelakuan anak Jepang, hahahaha...
Dan lucunya, bukan hanya di rumah eyangnya saja, tapi saat saya sedang bertamu ke rumah teman saya, Hiro juga tidak bisa diam untuk terus merapikan sepatu dan sendal yang berantakan diluar, sampai yang punya rumah merasa gak enak dan akhirnya kita bareng-bareng merapikan sendal dan sepatu di dekat pintu, hahaha!
Kok bisa begitu ya?Â
Saya yakin sekali ini adalah gojlokan dari sekolahnya.Â
Sekolah di Jepang dari TK hingga SD, diajarkan tentang kerapihan. Dalam sekolah Jepang walau Sekolah Dasar Negeri tapi sangat bersih dan rapih. Lihat deh di genkan, keadaan dalam di pintu masuknya. Ada locker banyak sekali untuk menaruh sepatu murid-murid dan tempat untuk taruh payung. Yang aneh, lah justru tidak ada tempat sampah sih, TAPI kok gak ada sampah yang berserakan yaa... hmmm.Â
Getabako, locker untuk tempat taruh sepatu
Saya heran, kok sekolah jepang konsen sekali ya dalam hal kerapihan sepatu. Saat mereka masuk sekolah, di pintu masuknya, semua anak akan melepas sepatunya dan mengganti nya dengan uwabaki (sepatu ruangan). Sepatunya tidak dilepas begitu saja geletakan di bawah tapi harus di taruh di getabako, locker tempat sepatu yang sudah ada namanya masing-masing agar tidak bingung dan tertukar-tukar dengan anak lain. Dan ketika jam istirahat mereka ingin main ke lapangan, mereka akan mengganti Uwabakinya dengan sepatu luarnya itu lagi.Â