Mohon tunggu...
Max Webe
Max Webe Mohon Tunggu... Penulis - yesterday afternoon writer, working for my country, a reader, any views of my kompasiana are personal

"There is so much weariness and disappointment in travel that people have to open up – in railway trains, over a fire, on the decks of steamers, and in the palm courts of hotels on a rainy day. They have to pass the time somehow, and they can pass it only with themselves. Like the characters in Chekhov they have no reserves – you learn the most intimate secrets. You get an impression of a world peopled by eccentrics, of odd professions, almost incredible stupidities, and, to balance them, amazing endurances." — Graham Greene, The Lawless Roads (1939)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menebak Kecaman Ancaman Abu Bakr al-Baghdadi

27 Desember 2015   23:17 Diperbarui: 30 Desember 2015   21:19 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Abu Bakr al-Baghdadi"][/caption]

 

 

Dini hari, 17 Januari 1991 (waktu Baghdad), pasukan Multinasional atau koalisi anti-Irak melancarkan serangan sebagai "Operasi Badai Gurun' yang merupakan transformasi dari 'Operasi Perisai Gurun' dengan tujuan utama mengusir Irak dari Kuwait. Saat itu, Saddam Hussein menyebut perang itu sebagai 'Mother of Battles'. Sebutan ini, seolah masih mewakili situasi terkini Timur Tengah. Tragis memang. Tapi, apa boleh buat. Itulah yang terjadi jika ambisi, keangkuhan, dan harga diri telah menyingkirkan akal sehat dan hati nurani.

Barangkali Timur Tengah memang telah 'ditakdirkan' menjadi kawasan yang selalu panas. Apa sebenarnya yang menyebabkan 'pergolakan abadi' di kawasan ini? Terus terang, tulisan ini tidak berpretensi mengurai seluruh 'benang kusut' Timur Tengah. Sangat menarik bagi saya, perihal Abu Bakar Al Baghdadi mengancam dan mengecam Koalisi negeri Muslim pimpinan Arab Saudi. Bahkan, Abu Bakar Al Baghdadi berjanji menyerang Israel. Menarik? Perlu dipahami bersama gairah dan kelanjutan cukup cepat dari propaganda modern yang menggerakan pihak lain tanpa disadari. Apa yang dibutuhkan Abu Bakr al-Baghdadi bersama ISIS-nya adalah sebuah pengungkit kecil untuk memancing arah dan gerak suatu opini publik dan bahkan kebijakan suatu negara karena adanya potensi-potensi bahaya terhadap suatu bangsa. Abu Bakr al-Baghdadi bersama ISIS-nya mengambil posisi yang sangat tepat dalam sejarah sebagai kelompok terorisme abad 21, tentunya menurut versi Israel dan Barat. Ancaman dan kecaman Abu Bakar Al Baghdadi, menurut saya, ada yang ganjil, misalnya pertama, seruan ISIS memerangi musuh yang terdekat daripada menyerang Israel . Seruan tersebut bukan hanya menganggap memerangi Israel dengan memberi bantuan kepada HAMAS sebagai tidak relevan, melainkan juga bahwa memerangi pemimpin Muslim maupun koalisi negeri Muslim yang tidak menjalankan syariat sebagai hal yang lebih penting. Kedua, terkait kecaman dan ancaman Abu Bakr al-Baghdadi ini, informasi mengenai Snowden: ISIS Bentukan Israel, AS dan Inggris atau informasi ISIS Leader Abu Bakr Al Baghdadi Trained by Israeli Mossad, NSA Documents Reveal dan Why Iran Believes the Militant Group ISIS Is an American Plot perlu dikritisi, kendati pun sebelumnya informasi Snowden tentang ISIS dinilai sebagai hoax, namun ada baiknya untuk diperhatikan.

Saat ini kecenderungan masyarakat dunia terhadap berita di dunia maya sangatlah tinggi, sehingga ramainya informasi menjadi pilihan teknik propaganda di internet: GCHQ JTRIG Tools & Techniques: “Some of the Most Startling Methods of Propaganda/Internet Deception Contained in Snowden Archive” yang ujung-ujungnya menguntungkan bagi penguasa informasi propaganda. 

Kecaman dan ancaman Abu Bakr al-Baghdadi merupakan fenomena sebuah Psychological Manipulation kepada dunia Arab, dunia Islam, dan kawasan Timur Tengah semakin bertambah terbelakang dan konflik-konflik berkepanjangan itulah akan menyirnakan kemungkinan terwujudnya perdamaian di kawasan ini. Tengok saja, perkembangan di Libya, Palestina, Tunisia, Pakistan, Lebanon, Suriah, Yaman, Afghanistan, Mesir, sebagian negara Afrika, bahkan di Indonesia, bom pun menjadi bahan lelucon, segalanya diwarnai radikalisme yang dipicu oleh Psychological Manipulation yang canggih. 

Jadi, jangan berharap melihat berakhirnya kemelut di kawasan ini dalam jangka panjang.

 

sumber foto disini 

artikel terkait: ISIS di Pusaran Perkara Yinon

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun