Mohon tunggu...
Wayan Sepiyana
Wayan Sepiyana Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Riau University'15 FISIP Sociology

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perempuan Memajukan Pembangunan di Masyarakat Melalui Dunia Politik

24 Maret 2016   14:56 Diperbarui: 24 Maret 2016   15:43 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Perempuan"][/caption]
PERGERAKAN kaum perempuan dalam memberikan perubahan serta peran pentingnya untuk bangsa Indonesia sudah terlihat jelas pada masa-masa penajajahan. Pada masa itu, wanita seakan bangkit dan bangun dalam tidur panjang untuk aktif dalam perubahan negara Indonesia.

Periode perubahan itu, dimulai saat Indonesia belum mengumandangkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Pelopor utamanya ialah R A Kartini. Beliaulah yang maju di garis depan dalam perjuangan perempuan untuk ikut serta dalam mencapai pembangunan dan cita-cita bangsa ini. Advokasi yang beliau gunakan yaitu adanya diskriminasi, pelecehan, merendahkan, menghina kaum perempuan serta hak yang tidak seimbang antara wanita dan laki-laki, seperti hak untuk menempuh pendidikan yang layak. 

Dengan mempersatukan kaum wanita baik yang ada di Indonesia maupun di Belanda. Kartini berhasil mendirikan oragnisasi perempuan pada tahun 1912 yaitu Poetri Mardika atas bantuan Budi Utomo. Organisasi ini sangat berperan penting dalam pembentukan kepribadian kaum wanita serta memunculkan semangat juang melawan penjajah. Tidak hanya itu, kaum perempuan sudah berani dalam menuntut hak pilih dan memilih.

Pergerakan kaum wanita tidak cukup di Era sebelum Kemerdekaan Indonesia. Pergerakan itu terus maju dengan cepat setelah Prolamasi Kemerdekaan Indonesia. Kesempatan kaum wanita untuk ikut dalam militer atau istilah laskar bersenjata yakni di Surakarta dan nama-nama lain pergerakan wanita saat itu. Namun, perkembangannya mengalami kemerosotan disebabkan karena transisi politik pada masa itu.

Lanjut, pada periode Pasca Orde Baru. Di mulai pada terselenggaranya Musyawarah Kerja Sekretariat Bersama (SEKBER) GOLKAR pada Desember 1965 dan dianggap sebagai tonggak lahirnya Orde Baru. Munculnya federasi perempuan yakni Badan Musyawarah Organisasi Islam Wanita Indonesia (1967), Badan Kerjasama Wanita Kristen Indonesia (1973), ada juga Dharma Wanita (1974). Ketiga federasi itu yang menjadi menarik adalah Dharma Wanita. Mengapa ? Karena ia disebut sebagai organisasi fungsional yang dimaksudkan untuk mengintegrasikan kegiatan organisasi istri pegawai negeri agar searah dengan pelaksanaan tugas pegawai negeri Republik Indonesia sebagai aparatur negara.

Tidak hanya ketiga federasi diatas pada masa Orde baru. Perkembangan organisasi wanita masuk dalam dunia pendidikan di perguruan tinggi. Ia adalah kelompok Studi Wanita FISIP UI. Apa saja aktifitasnya ? Aktifitas kelompok studi itu meliputi kegiatan seperti bidang ekonomi, pendidikan, pembinaan mental dan budaya (keagamaan, ideologi negara, budi pekerti), bidang kesehatan (penyuluhan KB) dan kesejahteraan sosial (panti asuhan). Kelompok studi ini melihat bahwa ketidakseimbangan terhadap kaum wanita, seperti pelecehan, kasus marsinah, perlindungan TKW.


Tiga Era : Sebelum Kemerdekaan, Setelah Kemerdekaan, dan Masa Orde Baru seakan memberikan pengaruh perkembangan kaum wanita. Namun, perkembangan selalu kandas ditengah jalan karena ulah para elit politiknya sendiri.

Tiga era perkembangan pergerakan perempuan diatas masih berlanjut pada masa reformasi. Tumbangnya Presiden Soeharto. Memunculkan sinyal akan Demokrasi di Indonesia terkhusus kaum perempuan akan mendapat perhatian yang serius. Oleh sebab, perempuan yang tidak mempunyai persamaan hak serta diskriminasi terhadap kaum perempuan.

Boleh, kita melupakan kejadian diatas baik masa sebelum kemerdekaan, setelah kemerdekaan, masa orde baru, bahkan masa reformasi. Lalu, bagaiman perkembangan perempuan dalam membangun Indonesia dari bidang politik ? Saya hanya mencoba memberikan apa yang saya lihat dalam hal ini. Kenapa politik ? Alasan yang semua orang bisa menjawabnya. Ketika perempuan mendapatkan kesempatan dalam berpolitik dan bisa masuk dalam pemerintahan baik Eksekutif, Legislatif atau tingkat daerah, kota serta kabupaten. Disinilah peran perempuan akan terlihat terhadapap pembangunan itu dalam masyarakat.

Diantara banyaknya pemimpin elit kita yang berwajah perempuan. Salah satu contoh Tri Rismaharini atau biasa dipanggil Risma. Inilah yang mengambarkan bahwa perempuan sesungguh mempunyai porsi yang besar dalam perencanaan pembangunan di masyarakat. Mencabat sebagai wali kota Surabaya dalam satu periode dan sekarang terpilih lagi. Kita sendiri melihat perubahan itu mulai dari pembangunan insfrastruktur kota, pembenahan pribadi rakyatnya, dan lainnya.

Jelas, peran perempuan sangat mempengaruhi pembangunan itu. diberikan kesempatan untuk menjadi pemimpin. Tidak adanya diskriminasi. Ini akan menjadi sangat menarik jika perempuan sekarang dan kedepannya akan muncul dipermukaan dengan kepemimpinan perempuan.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun