Mohon tunggu...
wawan s
wawan s Mohon Tunggu... Buruh - Belajar menulis

Belajar menulis. Menulis sambil belajar

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mengubah dengan Teknologi atau Diubah oleh Teknologi

28 November 2021   08:13 Diperbarui: 28 November 2021   08:15 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Manusia memiliki lima indera, yaitu indera penglihatan, indera penciuman, indera peraba, indera pendengaran dan indera perasa/pencecap. Dari lima indera ini, beberapa indera memiliki tahapan pola kerja yang sama, yaitu pesan dihantarkan dari obyek sumber, melalui medium, kepada reseptor (penerima rangsang) dan kemudian disalurkan ke penganalisa (otak). 

Obyeknya jelas, yaitu benda yang diamati. Mediumnya adalah penghantar pesan. Untuk indera pendengar butuh medium udara atau cairan atau benda padat. Indera penciuman butuh medium udara. Dengan demikian karakter obyek bisa jadi tidak sama persis dengan karakter yang diterima reseptor, karena ada pengaruh karakter medium. Tapi kita tak pernah menyadari keberadaan medium ini.

Hal yang sama juga terjadi jika kita menggunakan media komunikasi dan produk teknologi lain. Radio, TV, media cetak, telefon, gadget, internet dan alat lain yang menjadi perpanjangan indera kita, adalah medium yang menghubungkan indera kita dengan suatu obyek. 

Yang menjadi persoalan adalah bahwa karakter produk teknologi ini tidak sesederhana air atau udara yang menghantarkan pesan dari sumber kepada reseptor. 

Inilah yang oleh Marshal McLuhan disebut sebagai "medium is the message." Karakter dari medium itulah yang mengubah penggunanya. Bukan pesan yang di kirim dari obyek kepada reseptor. Karena pesan itu dari abad ke abad tidak begitu banyak perbedaannya.

Sebenarnya gagasan ini pertama kali dikemukakan puluhan abad yang lalu oleh Plato. Plato mengatakan bahwa indera kita sebenarnya tidak bisa menangkap kebenaran dunia dan kebenaran suatu obyek. 

Apa yang bisa kita pahami hanyalah salinan dari gagasan atas obyek tersebut, yang ada dalam dunia transenden. Yang diberikan oleh indera kita hanyalah bayangan salinan dari obyek di dunia nyata. Ajaran dari Plato ini bisa dijadikan model untuk memahami penggunaan produk teknologi dan media komunikasi saat ini. 

Bahwa informasi yang dikirim dari reseptor indera ke otak kita bukanlah realitas. Realitas tetap berada di luar diri kita. Apa yang ada di media sosial, bukanlah realitas dari si pembuat status. Realitas si pembuat status tetap melekat pada diri yang bersangkutan.

Sekarang kita akan mencuplik gagasan dari Marshal McLuhan, ahli komunikasi pada dekade 60 dan 70-an. McLuhan menyatakan bahwa pengaruh teknologi tidak terjadi pada tingkatan opini atau konsep, namun menggeser rasio atau pola persepsi secara bertahap dan tanpa disadari. 

Contohnya nyata adalah soal penggunaan ponsel pintar pada keluarga muda. Berapa jam dalam sehari ponsel pintar "merampok" perhatian orang tua yang seharusnya menjadi hak anak. Dan bisa jadi orang tua tidak menyadarinya.

Poin-poin di atas ini terjadi pada tingkatan personal. Lalu bagaimana perubahan ini bisa menyebar. Saya mengutip kisah dari Analytical Psychology, terbitan London tahun 1928. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun