Mohon tunggu...
wawan s
wawan s Mohon Tunggu... Buruh - Belajar menulis

Belajar menulis. Menulis sambil belajar

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Salah Satu Hal yang Paling Tidak Diinginkan Saat Ini

18 Oktober 2021   18:00 Diperbarui: 18 Oktober 2021   18:01 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Saat ini adalah era modern. Salah satu sifat dari era modern adalah keterukuran. Suatu ketika saya hendak pergi dari A ke B. Supaya bisa tiba di B, saya harus tahu arah yang dituju dan seberapa jauh perjalanan. Bandingkan dengan Columbus, yang ingin ke Asia, namun lewat jalan lain. Ia tersesat. Untungnya, ketersesatannya justru membawa ke benua baru yang belum dikenal Eropa.

Dengan adanya data, adanya keterukuran, maka masa depan lebih mudah diprediksi. Maka, salah satu hal yang paling tidak diinginkan saat ini, menurut saya, adalah tiadanya data, tiadanya keterukuran.

Dengan adanya sifat keterukuran, maka semuanya lebih terprediksi. Meskipun hasilnya seperti yang diharapkan, atau hasilnya adalah yang paling tidak diharapkan, namun ada kesadaran bahwa hasil yang akan keluar itu berada diantara dua titik ekstrim yang terprediksi. Ketika hasilnya terprediksi, maka antisipasi bisa dilakukan.

Lain halnya jika data dan ukuran itu sama sekali tiada. Bukan nol tapi kosong. Lantas, bagaimana prediksi akan dilakukan. Kemungkinan hasil menjadi liar.

Prinsip analisa keputusan adalah membandingkan nilai harapan hasil yang akan keluar. Misalnya, suatu usaha memiliki tiga kemungkinan, harapan untuk mendapat keuntungan 4 adalah 0,2, harapan untuk mendapat keuntungan 1 adalah 0,5 dan harapan untuk mendapat keuntungan -2 adalah 0,3. 

Maka, prediksi hasil yang akan keluar adalah jumlah dari semua kemungkinan hasil, dan kemungkinan hasil adalah nilai dikali harapannya. Sehingga, dalam pemisalan tersebut ada tiga kemungkinan hasil, yaitu 0,8 (4 kali 2), 0,5 (1 kali 0,5) dan -0,6 (-2 kali 0,3). Jumlah dari ketiga nilai ini adalah besarnya harapan yang akan keluar.

Apakah prediksi ini akan terjadi? Tidak tahu. Saya hanya ingin menyampaikan bahwa nilai yang akan keluar itu bisa diprediksi.

Lalu, bagaimana jika keadaannya adalah tak ada ukuran, tak ada data. Maka antara nilai dan harapannya, salah satu  atau keduanya, adalah kosong, bukan nol. Jika suatu keadaan (nilai) dikalikan kosong, maka hasilnya  tak terbayangkan. Artinya, keadaan tersebut tak terprediksikan, tak terbayangkan.

Dalam dunia modern, ketika semuanya terprediksi, terantisipasi, maka keadaan yang tak terpediksikan akan dihindari. Karena lawan dari terprediksi adalah tak terprediksi, keadaan yang liar tanpa pola. Jika keadaan tak terprediksi terjadi, maka modernitas menjadi kehilangan peran.

Inilah yang menjelaskan mengapa akhir-akhir ini banyak orang yang cemas. Karena ia sama sekali tak tahu apa yang akan terjadi. Dunia yang sebelumnya terprediksikan, kini menjadi seperti alam liar. Garis pola lama yang terbangun puluhan tahun, bahkan ratusan tahun, tiba-tiba terputus. Banyak yang mencoba membuat prediksi, dengan alat yang tercanggih. Namun hasilnya juga masih samar. Artinya, bisa terprediksi, bisa juga prediksi itu salah.

Di satu sisi, ini merupakan teguran bagi umat manusia, supaya jangan terlalu percaya diri pada kecanggihan alat. Di sisi lain, muncul juga pertanyaan: apa yang terjadi? Mengapa di kehidupan modern ini masih ada hal yang belum terprediksi. Mungkin ini adalah pesan, supaya kita rendah hati, dan mau terus belajar. Belajar bukan hanya dari orang yang lebih pintar, namun juga dari alam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun