Mohon tunggu...
Pendidikan

Lolos dari Maut di Negeri Orang Namun Gugur di Negeri Sendiri

27 Desember 2018   01:52 Diperbarui: 27 Desember 2018   01:57 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Let Jend (Anumerta) Mas Tirtodarmo Harjono ternyata mengalami dua kali pergulatan yang mengancam nyawanya. Saat menjadi Atase Militer di Belanda beliau nyawanya sempat terancam. Pada tanggal 22 Mei 1952 tengah malam beliau di datangi oleh dua orang di kediamannya dan meminta sebuah dokumen kepadanya. "Saya tidak punya surat-surat (yang mereka maksudkan)" kata overste Harjono.

Mendengar jawaban seperti itu laki-laki satunya kemudian mencabut pistol revolver dan kemudian tubuhnya di dorong ke dinding dibawah todongan pistol. Pada saat lengah, Overste Haryono kemudian melakukan perlawanan dengan tiba-tiba, dia mencoba menepis tangan penodongnya dan berusaha merebut pistol tersebut.

Rebutan pistol pun menjadi tidak terelakan, si penodong yang saat itu masih memegang pistolnya secara tiba-tiba kemudian menembakan pistolnya. Beruntung tembakan itu tidak mengenai kepala Overste Haryono. Melihat tembakannya meleset dan overste Haryono dalam posisi menghindar otomatis Haryono dalam posisi yang tidak siap dan pelaku penembakan itu kemudian memukulkan pistolnya ke kepala Haryono.

Haryono yang tidak menduga ada serangan itu hanya bisa berteriak dan roboh dengan kepala bersimbah darah. Suara tembakan dan teriakan itu ternyata membangunkan warga sekitar. Melihat kondisi yang terjadi maka orang-orang itu pun kemudian kabur melarikan diri.

Setelah melalui rangkaian penyelidikan akhirnya Kepolisian Belanda berhasil menangkap 2 orang tersangka yang ternyata 2 orang tersebut adalah orang-orangnya Westerling yang merasa kegiatan mereka untuk kembali ke Indonesia diketahui dan pemerintah Indonesia melalui Atase Militernya mengajukan nota protes atas kasus itu. 

Pada peristiwa ini beliau selamat dari kematian. 13 tahun kemudian tepatnya tanggal 1 Oktober 1965 rumahnya di datangi pasukan yang hendak menculik dirinya , dia melawan dan berbeda dengan saat menjadi atase militer di Belanda, kali ini dia gugur setelah ditembak oleh gerombolan pasukan itu di kamarnya..... (WKJ)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun