Konstelasi politik menjelang pilpres semakin panas. Entah apa pemicunya, tiba-tiba saja Ketum PDIP Megawati menyindir Ibu Negara Ani Yudhoyono.Sindirian Mega kepada Ibu Negara disampaikan di hadapan peserta Rakernas II Partai NasDem yang digelar di Hotel Mercure, Selasa (27/05).
Megawati menyebut tidak pernah melihat ibunya (Fatmawati) sibuk mengikuti kegiatan suaminya (Soekarno). Farmawati lebih memilih disebut sebagai first lady alias ibu negara di dalam negeri."Makanya saya heran kalau lihat ibu negara yang kerjanya ngikuti terus," sindir Mega nyinyir.
Pernyataan bernada sindiran ini memang bisa mengarah kepada siapa saja. Tapi jika melihat konteks kekinian, tentunya itu akan diartikan mengarah ke Ani Yudhoyono yang baru saja mendampingi Presiden SBY dalam kunjungan kerja ke Manila.
Pertanyaannya, mengapa tiba-tiba Mega melontarkan sindiran seperti itu. Pastilah ada alasan, masak iya orang selevel Mega tanpa alasan saat bicara alias asal jemplak. Gak mungkin banget, kan! Menurut saya ada tiga kemungkinan alasannya.
Dukungan SBY
Alasan pertama, menurut saya, karena Mega menyadari sulitnya mendapatkan dukungan SBY dan Demokrat untuk Pilpres 09 Juli. Makanya, ia tidak beban untuk bicara soal Ani Yudhoyono. Sudah kadung kesal, Mega pun mencoba menyoal sesuatu yang bisa dipersoalkan.
Alasan kedua, Mega tidak benar-benar tahu aturan protokler negara dan tidak tahu kegiatan harian Bu Ani sebagai first lady. Masak ibu negara mendampingi suami orang. Atau presiden didampingi istri orang lain. Aneh-aneh saja Bu Mega ini…ckckck!
Selain itu, Bu Ani sebagai ibu negara memiliki kegiatan sendiri yang terikat dengan protokoler, apabila kegiatannya bersifat resmi. Ani Yudhoyono pernah pergi sendiri kala menjadi pembicara di sebuah konferensi di Tiongkok. Banyak publik yang tak mengetahui jika kegiatan Ani Yudhoyono di dalam negeri cukup padat.
Termasuk perkumpulan Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (Sikib) di bidang sosial, pendidikan, kebudayaan dan seni. Nah, ini mana tahu kan Bu Mega. Soalnya, beliau juga saat jadi presiden di era 2001-2004 tak punya ibu negara, punya nya juga bapak negara..hehe!
Mega lebih cenderung ke Prabowo
Di sisi lain, sindiran Bu Mega tersebut secara implicit merupakan dukungan kepada Prabowo Subianto. Bisa Anda bayangkan, kalau Prabowo jadi presiden RI, maka tidak akan ada first lady. Maka, Bu Mega tak harus repot-repot ngurusin kerjaannya first lady iya, kan?
Jangan-jangan benar nih, dalam hati terdalam Bu Mega, dia masih mendukung Prabowo untuk jadi presiden RI. Mungkin beliau galau karena telah “mengkhianati” kesepakatan Batu Tulis? Bisa jadi!