Mohon tunggu...
Octavianus Gautama
Octavianus Gautama Mohon Tunggu... Suami/Ayah/Pengusaha/Penulis/Pelatih/Pencetus Ide/Anak/Pembicara -

Seorang suami dengan dua anak yang masih terus belajar untuk menjaga keseimbangan antara keluarga dan karir, antara hidup dengan fokus dan hasrat untuk mengambil setiap kesempatan yang ada.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Bila Saya Bertemu Dian Sastro

15 Oktober 2015   09:11 Diperbarui: 15 Oktober 2015   10:15 730
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="taken from Dian Sastro @therealdisastr"][/caption]

Apa yang akan kamu lakukan bila kamu bertemu dengan idolamu?

Di tahun 2002, film Ada Apa Dengan Cinta dirilis dan melejit menjadi katalis kebangkitan film Indonesia. Sebagai pemeran utamanya, Nicholas Saputra dan Dian Sastrowardoyo bukan hanya naik daun, namun mereka mampu menyuntikkan semangat kepada ribuan orang yang ingin menapaki jejak di dunia perfiliman Indonesia. Kesuksesan mereka menjadi inspirasi buat banyak orang. Setiap melihat mereka, orang-orang akan datang menyalami, meminta waktu untuk berfoto.

Tidak lama lagi, Dewa 19 dan Ari Lasso akan manggung di Makassar. Rock band yang pernah merajai dunia musik Indonesia pada tahun 1990-an ini masih memiliki banyak fans yang berteriak histeris ketika bertemu dengan mereka. Acara jumpa fans masih akan dipadati dengan orang yang ingin meminta foto bersama, tanda tangan, atau bahkan pelukan dari personil band ini.
Bila Anda adalah seorang musisi muda, apa yang akan Anda tanyakan bila Anda mendapat kesempatan untuk berbincang-bincang dengan Ahmad Dhani? Atau bila Anda ingin sekali mengikuti jejak Dian Sastro dan Anda mendapat kesempatan untuk mewawancarainya, apakah yang akan Anda bicarakan?

Pertanyaan merupakan salah satu alat yang dimiliki oleh setiap kita, namun jarang digunakan. Sejak kecil, kebanyakan kita mengasosiasikan pertanyaan dengan ujian atau hukuman. Gambaran yang muncul di kebanyakan kita sehubungan dengan pertanyaan adalah wajah seorang guru yang matanya berkeliling seluruh ruangan, mencari “mangsa” untuk dikorbankan. Dan sayangnya, pengalaman yang tidak menyenangkan itu melekat hingga kita beranjak dewasa. Kebanyakan kita akan merasa tidak nyaman untuk bertanya atau memilih berdalih ketika diberikan pertanyaan yang sulit.

Itulah sebabnya ketika kesempatan itu datang dan kita berhadap-hadapan dengan Pak Presiden atau bintang film yang posternya memenuhi kamar tidur kita, respon pertama kita mungkin sama, yaitu berdiri terpaku dengan mulut yang menganga, tidak percaya bahwa mimpi itu menjadi kenyataan. Setelah melewati masa-masa hipnotis itu, kebanyakan kita akan menghabiskan waktu bersama itu dengan pujian kepada mereka. Kita akan lebih banyak berbicara dengan penuh antusias dan setelah berpisah, kita akan pulang dengan kebanggaan bahwa kita pernah bertemu dan berbicara dengan seorang yang terkenal. Tetapi bila ditanya, apakah yang kamu pelajari dari mereka, maka kebanyakan kita tidak bisa menjawab pertanyaan itu. Bukan karena orang itu tidak mau menjawab, tetapi karena kita tidak tahu harus bagaimana memberikan pertanyaan yang tepat.

Orang yang bijak belajar untuk melepaskan diri dari pandangan yang salah itu dan belajar memanfaatkan kekuatan pertanyaan untuk belajar dan bertumbuh. Mereka sadar bahwa dengan pertanyaan yang tepat, mereka bisa mengetahui banyak hal yang tersembunyi. Seperti sebuah kunci yang tepat bisa membuka sebuah peti harta karun, pertanyaan yang tepat bisa mengeluarkan kekayaan pribadi dari diri seseorang. Dalam usaha untuk menjadi pemimpin yang lebih baik, kita perlu menyadari dampak dari sebuah pertanyaan yang tepat. Terkadang, pertanyaan itu memiliki kekuatan yang lebih besar daripada khotbah visi yang sering kita berikan kepada anggota tim atau karyawan kita.

Contohnya, kamu adalah pemimpin dari sebuah poliklinik yang memiliki visi untuk melayani masyarakat di sekitarnya. Di papan poliklinik dan di brosur yang disebarkan tercantum dengan jelas visi dan misi dari poliklinik Anda. Tetapi bila pertanyaan yang kamu ajukan pada setiap rapat dengan para dokter dan karyawan adalah: “Berapa banyak keuntungan yang kita dapatkan?” maka rekan kerja dan bawahanmu akan mengetahui bahwa buat kamu, keuntunganlah yang terpenting.

Atau ketika istrimu menelpon kamu dan berkata bahwa ia mengalami kecelakaan, maka pertanyaan pertama yang kamu ajukan akan menjadi sangat penting buat relasimu ke depan. Bila kamu bertanya: “Parah tidak rusaknya?” maka kamu akan menunjukkan bahwa mobilmu itu lebih penting daripada kondisi yang menimpa istrimu.

Dalam peran sebagai orangtua, kita ingin menanamkan prinsip kerja keras dan berikan yang terbaik kepada anak-anak kita. Karena itu, ketika mereka menghadapi ujian, kita menyemangati mereka dan berkata: “Berikan yang terbaikmu,” atau “berusahalah sebaik mungkin.” Pertanyaan yang kemudian kita tanyakan kepada mereka akan memperlihatkan kepada mereka maksud sebenarnya dari kita. “Berapa nilaimu?” atau “Bisa dapat 100 tidak?” menjelaskan kepada mereka bahwa yang terpenting buat kita adalah nilai yang mereka dapatkan, dan bukan usaha yang mereka berikan.

Pertanyaanmu memberikan arah kepada informasi yang kamu dapatkan dan mempengaruhi perilaku dari bawahanmu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun