Mohon tunggu...
Monica Warih
Monica Warih Mohon Tunggu... Relawan - Personal

Hidup sederhana namun bermakna bagi sesama.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Sejarah dan Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Kesehatan

29 November 2017   22:35 Diperbarui: 30 November 2017   01:11 2469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Komunikasi kesehatan adalah suatu bentuk pertukaran pesan atau gagasan atau untuk memunculkan pemahaman mengenai pencegahan penyakit dan kesehatan. Seperti pola makan, olah raga, dan lain-lain. Area komunikasi kesehatan meliputi pendidikan dan promosi kesehatan.

Pendidikan kesehatan melihat kesehatan dengan lebih luas/makro. Kesehatan ada kaitannya dengan kebijakan (power), budaya (culture), status sosial, dan pendekatan kepada institusional. sedangkan promosi kesehatan lebih spesifik, lebih mengarah pada perilaku manusia. Fokusnya pada bagaimana mempengaruhi orang untuk merubah perilaku.

Sebelum Perang Dunia II pada umumnya kesehatan tidak diakui sebagai nilai yang penting oleh orang Amerika. Namun, kesehatan secara samar terikat oleh gagasan kesejahteraan lain seperti faktor ekonomi, sosial, dan pendidikan. Beberapa dekade setelah perang dunia ke-2, kesehatan mulai menjadi perhatian, dan penyediaan layanan kesehatan yang memadai menjadi isu penting di benak masyarakat Amerika. Pada sepertiga terakhir abad ke-20, kesehatan menjadi obsesi orang Amerika.

Kemudian Amerika Serikat membangun sistem kesehatan formal untuk menciptakan nilai. Pada pertengahan abad ke-20 di Amerika muncul nilai gabungan untuk memberi dorongan pada pertumbuhan industri. Kemudian nilai-nilai tentang kesehatan mulai merambah kepada pemuda, kecantikan, dan aktualisasi diri. Banyak orang yang kemudian melakukan perawatan kesehatan untuk menambah nilai diri di masyarakat.

Pada masa awal pemahaman akan pentingnya kesehatan, komunikasi kesehatan belum dipandang sebagai sesuatu yang khusus. Bidang komunikasi disamakan dengan bidang-bidang lain dan tidak terlalu diperhatikan. Pada waktu itu, para dokter hanya menggunakan akal sehat (common sense)-nya untuk memberikan obat. Tidak butuh pemahaman dan pengetahuan yang lebih untuk mendiagnosis suatu penyakit. Komunikasi yang dilakukan oleh dokter saat itu hanya sebatas pengumuman karantina dan komunikasi lainnya yang terkait dengan penyakit menular.

Sebelum muncul pengobatan modern, komunikasi kesehatan bersifat informal. Praktisi obat rakyat (obat tradisional, dukun) mengkomunikasikan ramuan, teknik dan pengetahuan seputar penggunaan bahan alami untuk pengobatan penyakit dan cedera. Komunikasi antar generasi menjadi hal yang penting dalam menyampaikan pengetahuan tentang obat rakyat kepada generasi berikutnya sehingga ramuan, teknik, dan pengetahuan tentang obat alami tersebut selalu dipertahankan.

Pada awal abad kedua puluh beberapa orang memiliki kesempatan untuk menjadi dokter. Beberapa dokter tersedia, namun belum memiliki kemampuan sebagai dokter ahli. Mereka tidak memiliki pelatihan yang baik, bahkan dalam pemberian obat, mereka beranggapan bahwa obat siapa pun sama baiknya dengan penyakit orang berikutnya. Mereka yang lulus dan menjadi "dokter" pada masa itu tidak banyak mengetahui pengetahuan, peralatan, atau keterampilan. Salah satu alat yang mereka miliki adalah kemampuan komunikasi. Sejarawan medis melaporkan bahwa mereka yang memiliki kemampuan komunikasi efektif memiliki kesempatan terbaik untuk mempengaruhi penyembuhan.

Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Kesehatan

A. Model pengobatan baru

Perkembangan model pengobatan baru menyebabkan proses komunikasi antara pasien dengan tenaga kesehatan mengalami kemunduran. Banyak model obat-obatan yang muncul di Amerika pada masa itu. Obat dianggap sebagai sesuatu yang ilmiah, yang hanya boleh diketahui oleh dokter. Dokter dilatih untuk jauh dan tidak terlibat pada perasaan pasien, agar perasaan pribadi tidak mengganggu perkembangan medis.

Karena tidak mungkin untuk benar-benar menghindari komunikasi dengan pasien dan keluarga mereka, percakapan dokter menjadi penuh dengan jargon medis. Pengetahuan ilmiah yang baru ditemukan memungkinkan mereka untuk menunjukkan tingkat keterampilan yang dimiliki dan menciptakan pemisahan yang jelas antara praktisi terpelajar dan pasien yang tidak tahu apa-apa. Perkembangan ini berkontribusi terhadap penurunan kualitas interaksi dokter-pasien.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun