Hari ini Yogyakarta kembali menunjukkan wajahnya sebagai rumah keberagaman Indonesia. Tak hanya di tanah ini jutaan orang dari berbagai daerah di Nusantara bertemu dan menjalin persahabatan indah, tapi juga karena di Yogyakarta segala macam budaya luhur Indonesia seolah menemukan rumah keduanya. Berbagai budaya dari penjuru negeri bisa ditatap di kota ini secara beriringan dengan budaya Jawa yang dipegang teguh oleh masyarakat Yogyakarta.
Sasak Day. Yogyakarta, 20 April 2013.
Sabtu, 20 April 2013, di bawah langit mendung kota Yogya, mengambil tajuk “Sasak Day”, para pelajar, mahasiswa dan masyarakat Lombok di Yogyakarta menggelar aksi pertunjukkan budaya tanah kelahiran mereka di sepanjang Jalan Malioboro hingga Alun-Alun Utara kota Yogya.
Berbagai macam bentuk budaya Lombok dan Nusa Tenggara Barat disajikan secara kolosal. Parade pakaian adat seperti songket hingga wayang Lombok berada di barisan terdepan mengiringi arak-arakan tradisi pernikahan masyarakat Lombok yang disebut Nyongkolan.
Tak hanya pakaian adat dan tradisi pernikahan, segala perlengkapan upacara Nyongkolan yang konon didatangkan langsung dari Lombok juga dipertunjukkan kepada masyarakat yang memenuhi Malioboro siang hingga sore ini. Berbagai pertunjukkan seni khas Lombok lainnya juga dipentaskan seperti atraksi adat serupa debus ditampilkan oleh seorang tetua yang mempertontonkan kekebalan tubuhnya dari tusukan dan irisan keris.
Pertunjukkan kolosal Sasak Day memberi kesan sepintas jika budaya Lombok memiliki kemiripan dengan budaya daerah sekitarnya seperti Jawa. Bahkan mengamati beberapa detail pakaian, motif dan perlengkapan hingga alat musik yang digunakan, budaya Lombok sangat dekat dengan budaya daerah tetangganya, Bali. Namun demikian, seperti halnya budaya-budaya lain, Lombok memiliki identitas budayanya sendiri yang kuat dan otentik seperti Gendang Beleq yang ditabuh terus menerus sepanjang jalan Malioboro.
Meskipun mengusung budaya Lombok dan NTB sebagai tema utamanya, Sasak Day rupanya menjadi ajang sinergi berbagai budaya Nusantara dengan hadirnya delegasi budaya dari beberapa daerah seperti Sumatera Selatan dan Kalimantan Barat.
Selain menjadi ajang perkenalan budaya dan promosi tahun kunjungan wisata Lombok, Sasak Day juga membawa pesan damai dari masyarakat Nusa Tenggara Barat dan daerah lainnya untuk Yogyakarta. Sebuah pesan yang sekali lagi menunjukkan betapa Yogyakarta selalu diharapkan menjadi rumah untuk keberagaman dan sinergi meski akhir-akhir ini berbagai masalah keamanan sedang menjadi sorotan di kota Yogyakarta.
Dari Yogyakarta, Sasak Day akhirnya tak hanya mengajak masyarakat untuk melihat Lombok dan budayanya, tetapi juga mengirim pesan bahwa keberagaman adalah sebuah keniscayaan yang harus dijaga dan diterima bukan sebagai alasan pertikaian tapi sebagai alat persatuan. Damai Jogja, Damai Indonesia.