Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Memberi Imbalan untuk Anak yang Tuntas Puasanya

2 Mei 2021   20:23 Diperbarui: 2 Mei 2021   20:28 794
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hadiah untuk puasa | dok. pribadi.

Saya punya keponakan laki-laki berusia 9 tahun. Ia masih kelas 3 SD di sekolah berbasis pendidikan Islam.

Secara umum ia mendapat pengajaran sesuai kurikulum pendidikan nasional. Namun, muatan pelajaran agama yang ia terima di sekolah lebih besar dibanding sekolah negeri. Bahkan ada jam tambahan khusus untuk memperdalam materi agama di luar waktu belajar reguler. Oleh karena itu saat usianya 7 tahun ia sudah mulai lancar membaca Al Quran dan tahun lalu untuk pertama kalinya ia menjalankan ibadah puasa Ramadan nyaris sebulan penuh.

Menurut pengakuannya yang kemudian dibenarkan oleh kakak saya, puasa tahun lalu ia hanya batal 4 hari. Itu pun karena tergoda oleh adiknya yang memang belum berpuasa sehingga sering makan dan minum di depannya.

Meski belum sebulan penuh berpuasa, keponakan saya ini cukup bangga dengan prestasi puasanya. Saat itu saat sering kali saat kami sedang video call, ia mengulang kabar keberhasilannya menjalankan puasa Ramadan untuk pertama kalinya. Tentu saya salut. Sebab kalau ingat zaman dulu, rasanya saya baru mampu berpuasa dengan baik saat duduk di kelas 5 SD.

Selain bangga dengan capaian ibadah puasa Ramadannya, keponakan saya juga sempat memamerkan tabungannya. Dengan polos ia katakan bahwa orang tuanya telah memberi imbalan atas puasanya.

Usut punya usut, ternyata kakak saya menjanjikan ganjaran Rp20.000 perhari jika keponakan saya bisa berpuasa dengan baik. Iming-iming itu rupanya membuat keponakan saya lebih termotivasi sehingga mampu menyelesaikan 26 hari puasa. Maka saat lebaran kakak saya menepati janji dengan memberikan salam tempel yang lumayan jumlahnya.

Mengetahui hal tersebut saya sempat bertanya-tanya. Apakah itu cara yang baik? Haruskah ada iming-iming imbalan? Tidakkah ada rasa khawatir jika itu justru akan menimbulkan cara pandang yang keliru pada diri anak tentang ibadah puasa?

Saat saya mengajukan pertanyaan tersebut, kakak saya menjawab santai dengan mengatakan bahwa hadiah itu hanya bagian kecil dari caranya mendidik sang anak berpuasa. Lagipula uang itu pada akhirnya tidak dipegang oleh keponakan saya, melainkan disimpan kembali oleh kakak saya dengan perjanjian sebagai tabungan untuk membeli sepatu, buku, peralatan sekolah, dan paket internet. Keponakan saya tidak protes.

Selain itu kakak saya membuat aturan lain sebagai penyeimbang iming-iming uang hadiah puasa. Artinya, hadiah puasa akan diberikan dengan syarat tertentu. Pertama, keponakan saya harus tertib mengerjakan soal pelajaran sekolah yang dikirim gurunya setiap hari. Hasil pekerjaan ditulis di buku dan dipotret. Fotonya kemudian dikirim ke kakak saya sebagai laporan. Kedua, keponakan saya juga harus mengaji setiap hari. Rekaman video atau suaranya pun harus dikirimkan lewat whatsapp sebagai setoran. 

Keponakan saya memang telah dibekali smartphone. Keterampilan merekam video, mengambil foto, mencuplik screenshot, mengirim whatsapp dan menggunakan fitur google ia kuasai. Ia sudah terbiasa mengisi google form sebab banyak tugas dari gurunya selama belajar di rumah dikirimkan dalam bentuk google form.

Ketiga, keponakan saya tidak boleh meninggalkan salat. Untuk urusan ini, ibu dan bapak saya jadi mata-matanya. Sebab sehari-hari dari pagi hingga sore keponakan saya dititipkan bersama bapak dan ibu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun