Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Penampakan Gagah Gunung di Jogja dan Jateng, Dijamin Bukan "Tempelan"

19 Februari 2021   08:34 Diperbarui: 19 Februari 2021   08:58 1580
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gunung Merapi/foto 1(dok. pri).

Sebuah foto pemandangan Gunung Gede Pangrango yang terlihat jelas dari Jalan Benyamin Sueb, Kemayoran, Jakarta Pusat menjadi perbincangan luas warganet dan viral selama dua hari terakhir.

Foto yang diambil oleh Ari Wibisono saat dirinya sedang berada di flyover HBR Motik, Kemayoran tersebut bukan saja menampakkan gagahnya obyek gunung, tapi juga dianggap memperlihatkan bersihnya udara Jakarta kala itu sehingga gunung yang berada sangat jauh bisa tampak jelas.

Banyak orang meragukan keaslian foto tersebut. Di antaranya karena transisi antara obyek gunung dengan pemandangan jalan di bawahnya terlihat sangat kontras dan kurang proporsional.

Menjadi semakin viral setelah foto itu dikomentari oleh fotografer ternama Arbain Rambey. Dalam rangkaian cuitannya di twitter, Arbain mencoba menganalisis. Menurut Arbain, foto sensasional tersebut merupakan hasil dari tempelan dua buah foto yang berbeda.

Pro dan kontra segera mengalir deras. Banyak warganet mengamini analisis Arbain. Akan tetapi tak sedikit pula yang membela keaslian foto yang dimaksud.

Gunung Merapi/foto 2 (dok. pri).
Gunung Merapi/foto 2 (dok. pri).
Riuhnya diskusi warganet akhirnya mendorong sang pembuat foto untuk memberikan pernyataan klarifikasi. Ari Wibisono menegaskan bahwa foto tersebut asli dijepret dari kameranya. Ia tak terima fotonya dianggap tempelan karena ia hanya melakukan sedikit penyesuaian kontras dan warna melalui software Lightroom. Sebagai bukti, Ari pun menunjukkan foto originalnya.

Sejumlah media online dan TV lalu ikut mengangkatnya sebagai berita. Salah satunya kompas.com yang melakukan klarifikasi dan wawancara langsung dengan Ari Wibisono. Pihak kompas.com bahkan melakukan pemeriksaan digital terhadap file foto yang diberikan Ari. Menurut kompas.com tidak ada indikasi "tempelan" atau penambahan layer dan obyek pada foto tersebut.

Sementara media lain seperti Kumparan dan detik.com menerjunkan fotografer masing-masing ke titik lokasi pengambilan foto tempat di mana Ari Wibisono memotret untuk membuktikan penampakan Gunung Gede Pangrango. Hasilnya didapatkan bentang pemandangan yang kurang lebih sama dengan foto yang viral.

Puncak Merapi/foto 3(dok. pri).
Puncak Merapi/foto 3(dok. pri).
Sebagai orang yang tak tahu banyak tentang fotografi, saya sendiri hanya bisa mengamati (dan menikmati) perdebatan yang terjadi.

Namun karena sudah biasa melihat gunung dan pergi ke tempat-tempat di mana pemandangan gunung bisa terlihat jelas, saya justru menyimpan sedikit keprihatinan. Apakah sudah sedemikian mahal penampakan gunung dan udara bersih bagi orang-orang Jakarta? Sehingga pemandangan gunung yang tertangkap dari kota dianggap sensasional dan seolah layak dirayakan sebagai "prestasi" daerah.

Bisa jadi memang demikian. Sebab langit Jakarta selama ini memang terkunkung oleh bentangan pencakar langit dan terkurung cemaran polusi udara. Syaraf mata penduduk Jakarta pun barangkali telah kehilangan sebagian memori terhadap gunung dan langit cerah. Maka ketika ada sebentuk pemandangan gunung yang tiba-tiba hadir di depan mata, memori itu bagaikan mendapatkan impuls yang sangat kuat sampai akhirnya mendorong timbulnya rasa "waah".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun