Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Vaksin Gratis dari Jokowi dan "Aman Semu" yang Sangat Berbahaya

18 Desember 2020   08:02 Diperbarui: 18 Desember 2020   13:00 1107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di tengah rendahnya kesadaran masyarakat Indonesia untuk mematuhi protokol kesehatan, ekspektasi terhadap vaksin Covid-19 harus dikendalikan. Komunikasi dan sosialisasi disertai glorifikasi berlebihan akan melambungkan rasa "aman semu". Kondisi tersebut bisa memperburuk pandemi di Indonesia yang belum terkendali.

Vaksin gratis untuk seluruh rakyat tanpa terkecuali seperti yang diumumkan oleh Presiden Joko Widodo pada Rabu (16/8/2020) tentu patut disyukuri. Mengingat sebelumnya pemerintah berencana hanya akan menyuntikkan vaksin gratis kepada sebagian kecil penduduk. Sedangkan sebagian besar masyarakat Indonesia yang ingin divaksin harus membayar sendiri.

Memastikan semua rakyat mendapatkan vaksin di tengah pandemi Covid-19 yang berkepanjangan adalah bentuk pemenuhan tanggung jawab negara terhadap amanat UUD 1945 yang menjamin setiap warga berhak untuk mempertahankan hidup dan kehidupannya.

Menggratiskan vaksin juga bisa mengikis keengganan masyarakat untuk divaksin mengingat masih banyak penduduk yang tidak berminat mengikuti vaksinasi. Masalah keamanan vaksin dan label "berbayar" jadi pertimbangan yang memberatkan.

Jangan Berlebihan
Walau demikian, vaksin gratis sebaiknya tidak disambut dengan euforia berlebihan. Pemerintah harus mengkomunikasikan vaksin gratis secara terukur dengan basis informasi yang tepat.

Perlu dihindari glorifikasi vaksin yang seolah-olah akan segera mengakhiri pandemi. Sebab dalam konteks Indonesia vaksinasi Covid-19 akan jauh lebih menantang dibanding negara lain.

Untuk mendapatkan herd community sebagai perlindungan kuat, Indonesia butuh waktu lebih lama. Banyaknya penduduk yang perlu divaksin membuat vaksinasi tidak akan tuntas hanya dalam setahun. Sementara pengadaan vaksin terbatas dan perlindungan yang diberikan mungkin tidak akan bersifat jangka panjang.

Oleh karena itu, perlu dihindari penyampaian-penyampaian yang melenakan agar masyarakat tidak berpikir bahwa saat vaksinasi dimulai pada awal 2021, maka saat itu pula Corona akan lenyap dari Indonesia.

Lima juru bicara baru yang ditunjuk pemerintah khusus untuk mensosialisasikan vaksin dan vaksinasi Covid-19 memiliki tugas berat. Para juru bicara harus belajar dari buruknya komunikasi pandemi selama ini.

Informasi-informasi yang kurang akurat serta ketidakselarasan penyampaian antar sektor tidak boleh terulang. Jangan sampai informasi vaksin gratis justru memperburuk kewaspadaan pandemi di tengah masyarakat yang selama ini sudah lemah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun