Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Shin Tae-yong Mulai Membuat Suporter Bola Indonesia Melupakan Luis Milla

24 September 2020   08:37 Diperbarui: 25 September 2020   15:35 2745
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Shin Tae-Yong, arsitek Timnas Sepakbola Indonesia (Dok. PSSI).

Latihan intensitas tinggi yang diberikan oleh Shin Tae-Yong pada Timnas U-19 hingga membuat sejumlah pemain kelelahan dan pingsan adalah bagian dari pembuktikan Shin Tae Yong. Ia ingin menunjukkan bahwa kritikannya bukan ditujukan untuk menghancurkan tim, melainkan sebagai titik mula atau pondasi membangun Timnas U-19 yang lebih tangguh.

Menarik melihat pendekatan Shin Tae-Yong yang segera menangkap masalah utama pemain dan menetapkannya sebagai sasaran serta prioritas kepelatihannya. 

Caranya membedah kekurangan Timnas dan keberaniannya untuk memperlihatkan kelemahan anak asuhnya disertai dengan strategi latihan yang dirancangnya secara jeli. Ia menyiksa fisik pemain lewat latihan tiga kali sehari, melarang pemain mengkonsumsi makanan yang digoreng dan pedas, menetapkan makanan yang wajib dikonsumsi, serta mengharuskan pemain menimbang berat badannya setiap hari.

Masalah fisik dibenahinya dengan pendekatan disiplin yang ketat. Dengan disiplin pemain bisa mendapatkan ketangguhan dan ketahanan fisik yang menjadi syarat untuk menghadirkan permainan berkualitas. Disiplin dan latihan fisik yang tinggi juga memberi peluang yang besar kepada pemain untuk mengembangkan dan mengoptimalkan kemampuannya ke level maksimal.

Tentu saja pendekatan disiplin ala Shin Tae-Yong memiliki konsekuensi dan segera memakan korban. Beberapa nama yang semula jadi langganan tim justru tersisih. Shin Tae Yong benar-benar hanya menginginkan pemain yang memiliki kesadaran diri untuk berkembang.

Tampaknya ia menyukai pemain yang motivasi disiplinnya bukan bersumber dari tuntutan untuk patuh, melainkan dari keinginan dan kesadaran untuk meningkatkan kualitas. Pemain-pemain dengan karakter seperti demikian akan mampu memaksimalkan program latihan.

Menarik pula memahami bagaimana Shin Tae-Yong mengukur hasil penyiksaan fisik terhadap para pemainnya. Tak tanggung-tanggung ia menyodorkan Timnas U-19 ke hadapan tim-tim kuat asal Eropa dan Asia. Risiko kekalahan telak disadari olehnya. Tapi ada manfaat lain yang dibidik oleh Shin Tae-Yong dengan berani menantang Kroasia, Bulgaria dan Arab Saudi sekaligus.

Melawan tim-tim kuat, Shin Tae-Yong ingin mengukur faktor lainnya yang masih lemah yakni mentalitas bertanding Timnas. Bersamaan dengan itu ia bisa mengevaluasi sejauh mana perbaikan fisik pemain berdampak pada kekuatan mental saat bertanding. Dalam pertandingan sepakbola fisik dan mental ibarat sepasang kaki.

Latihan fisik yang intensif segera dipadukan dengan uji mental dalam pertandingan melawan tim-tim yang lebih kuat. Dengan mula-mula melawan tim Eropa yang jauh lebih unggul dan akhirnya kalah telak, kemudian baru melawan tim asal Asia, Shin Tae-Yong bisa mengukur ketangguhan para pemainnya saat terpuruk dan berusaha bangkit lagi.

Tekanan melawan tim Eropa tentu tidak ringan. Akan tetapi Timnas U-19 dipaksa menghadapinya dengan konsekuensi kebobolan berulang kali. Pada saat seperti itulah tim harus memiliki daya tahan yang tinggi baik secara fisik dan mental. Shin Tae-Yong berusaha membuat Timnas U-19 terbiasa dengan tekanan hebat semacam itu.

Menghadapi tim yang unggul secara teknik, fisik dan pengalaman akan selalu dijumpai di kompetisi level tinggi. Berjumpa dengan tim dengan gaya permaianan yang berbeda juga tak bisa dihindari. Hal tersebut dirasakan oleh Timnas U-19 saat harus menghadapi Bulgaria, Kroasia, Arab Saudi dan Qatar secara beruntun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun