Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Sesegar Matahari Pagi, Sehangat "Teh Kayu Manis Jahe"

28 April 2020   13:43 Diperbarui: 28 April 2020   13:49 707
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Minuman hangat teh, kayu manis, dan jahe (dok. pri).

Pagi mulai matang. Sorot matahari telah rata merambati jalanan serta tembok depan. Di antara padatnya bangunan dan kelengangan sekitar, saya duduk nyaman menyerap kesegaran dan kehangatan. Sambil menggenggam buku, dua manfaat sekaligus saya dapatkan. Berjemur menyegarkan badan dan membaca menyegarkan pikiran.


Selama Ramadan kebiasaan berjemur bergeser ke waktu yang lebih pagi. Memang ada pendapat kuat bahwa sinar matahari terbaik yang mendukung imunitas tubuh datang mulai pukul 10.00. Namun, secara pribadi saya tak terlalu mempermasalahkan patokan tersebut.


Jika punya kesempatan pukul 10.00, gunakan saja. Apabila hanya sempat menemui matahari sebelum pukul 10.00 juga tak mengapa. Lagipula Ramadan kali ini kita dihadapkan pada fenomena tutupan awan yang rendah sehingga suhu udara harian jauh lebih panas. Apabila memaksakan berjemur pukul 10.00 perhatikan agar jangan sampai mengganggu kelancaran ibadah puasa.


Maka yang terpenting ialah berusaha rutin berjemur agar badan lebih nyaman dan segar. Berjemur bisa melancarkan peredaran darah sehingga pegal-pegal pada badan akan berkurang. Paparan sinar matahari pagi juga merangsang komponen-komponen sistem kekebalan seperti sel darah putih yang bertugas sebagai prajurit guna memerangi penyakit.

Berjemur sambil membaca buku (dok. pri).
Berjemur sambil membaca buku (dok. pri).

Selain itu, pandemi Covid-19 yang telah membatasi banyak aktivitas kita di luar bisa memicu depresi ringan. Sedikit banyak depresi mempengaruhi kekebalan. Pada saat berjemur berlangsung produksi anti depresan yang membantu menghilangkan gejala depresi. Tak hanya badan yang lebih segar dan nyaman karena didekap hangatnya sinar matahari, suasana hati pun jadi lebih rileks. Oleh karena itu, menyerap sinar matahari benar-benar saya manfaatkan sebagai salah satu cara menjaga dan memulihkan kondisi badan jika ketidaknyamanan mulai menghampiri,  seperti pegal-pegal dan depresi ringan.


Selain badan mudah merasa pegal dan gangguan depresi ringan, masalah kesehatan lain yang saya rasakan saat berpuasa ialah sakit kepala dan pilek. Meski sejauh ini hanya muncul sesekali dalam skala yang ringan, saya tetap harus waspada. Sebisa mungkin ketidaknyamanan itu harus segera disembuhkan agar puasa tetap lancar sekaligus imunitas tidak kedodoran.


Beruntung saya mewarisi kebiasaan yang sejak kecil telah ditanamkan oleh orang tua, terutama ibu, yaitu meminum jamu dan rebusan rempah-rempah. Bahan-bahan seperti jahe, kunyit, kencur, temulawak sudah saya hafal sejak kecil. Aroma kecombrang, kayu manis, sereh, dan cengkeh juga saya kenal sejak dulu.


Memang sewaktu kecil saya sempat tidak menyukai semua itu. Namun, pembiasaan yang terus dilakukan di rumah pelan-pelan membuat saya menikmatinya. Kini selama menjalani ibadah puasa di masa pandemi Covid-19 saya tinggal meneruskan kebiasaan-kebiasaan itu dengan sedikit penyesuaian.

Teh hitam (dok. pri).
Teh hitam (dok. pri).

Menyeduh teh bersama rebusan kayu manis dan jahe menjadi kebiasaan setiap sore menjelang berbuka. Ketiga bahan tersebut mengandung banyak antioksidan dan senyawa anti peradangan. Kandungan senyawa antibakterinya juga memberi dukungan pada sistem kekebalan. Khasiat dari minuman ini bisa mengurangi atau meredakan berbagai gangguan kesehatan ringan yang berkaitan dengan saluran pencernaan, kadar gula, gangguan jantung, hingga pernafasan.


Tak sulit untuk membuatnya. Saya hanya perlu beberapa ruas jahe, bisa jahe merah atau jahe emprit. Kalau soal aroma saya sebenarnya lebih suka jahe emprit, tapi sering juga memilih jahe merah. Kemudian kayu manis dan teh hitam secukupnya.


Jahe dan kayu manis harus dibersihkan lebih dulu. Jahe diiris tipis atau digeprek. Tujuannya agar senyawa di dalamnya lebih mudah terekstraksi. Selanjutnya rebus jahe dan kayu manis. Setelah mendidih diamkan sejenak. Air rebusan ini bisa langsung diminum dengan dicampur gula atau susu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun