Ibu Lukito hanya ibu rumah tangga yang sehari-hari mengurus kebutuhan keluarga. Beberapa tahun terakhir ia punya kesibukan baru, yakni berkebun. Setelah anaknya dewasa ia memang punya waktu luang lebih banyak. Dengan memanfaatkan waktu luang itulah ia bersama suaminya menanam berbagai jenis tanaman di rumahnya di Desa Brobot, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah.
Halaman di bagian depan dan samping rumahnya diubah menjadi kebun sayuran. Ia menanam kangkung, bayam, tomat, cabe, kol, bawang merah, pare, gambas dan beberapa tanaman lain. Awal saat memulainya ia membeli bibit dan benih aneka tanaman-tanaman. Namun, seiring waktu ia melakukan pembibitan sendiri. Jumlahnya tidak banyak karena diprioritaskan untuk kebutuhan tanam sendiri.
Beberapa tetangga Ibu Lukito juga melakukan hal yang sama. Di rumah masing-masing mereka menanam sayuran di pot-pot kecil, plastik polybag maupun wadah-wadah bekas botol minuman. Dengan berkebun secara sederhana itu mereka bisa mendapatkan manfaat ganda. Selain lingkungan tempat tinggal menjadi lebih hijau dan asri, kebutuhan bahan pokok harian terutama sayuran juga bisa terpenuhi. Mereka tak terlalu pusing lagi saat harga cabe atau bawang merah melonjak naik karena kebun kecil di halaman rumah mampu menyediakannya.
***
Lonjakan harga barang kebutuhan pokok memang menjadi masalah pelik di Indonesia. Survei lembaga Centre for Strategic and International Studies CSIS pada 2017 mengungkap bahwa masyarakat menganggap tingginya harga kebutuhan pokok sebagai kesulitan utama saat ini. Survei Litbang Kompas juga memotret ketidakstabilan harga sembilan bahan pokok (sembako) sebagai persoalan ekonomi yang paling banyak dikeluhkan masyarakat, yakni sebesar 43,75%.
Selama ini pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk mengantisipasi dan mengatasi permasalahan harga kebutuhan pokok. Di sektor hulu kebijakan-kebijakan dikeluarkan untuk meningkatkan produksi dan mengamankan proses distribusi. Sementara di hilir pengawasan dan intervensi dilakukan agar harga terkendali dengan menyeimbangkan antara permintaan dan stok kebutuhan. Manakala dalam keadaan mendesak, operasi pasar bisa dilakukan dengan menggelontorkan stok.
Akan tetapi, gejolak harga barang kebutuhan pokok pada dasarnya masih terus menjadi masalah yang mendesak untuk ditangani. Setiap tahun tantangan ekonomi Indonesia selalu dihadapkan pada kekhawatiran masyarakat akan terjadinya lonjakan harga. Kenyataan ini mengisyaratkan bahwa lonjakan harga kebutuhan pokok tidak cukup hanya diatasi oleh pemerintah saja.
Masyarakat juga perlu berperan dalam mengendalikan harga. Pertanyaannya, apa yang bisa kita lakukan sebagai masyarakat untuk mengatasi masalah tersebut?
***