Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Perjalanan 24 Tahun KAHITNA

25 Juni 2010   01:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:18 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

"18 Juni 2010 – 09:13 WIB, seseorang meminta sebuah lagu pada salah satu jaringan radio ternama di Indonesia “cabang” Jakarta. Dia meminta sebuah lagu yang sedang menjadi hits 3 bulan ini. Sebuah salam dia sampaikan sebagai pemanis permintaannya, pesan tersebut terbaca dan terdengar indah : “buat mantan pacarku yg sekarang menjadi suamiku, I love u forever jangan pernah nyakitin aku ya?”. Lagu pengantar pagi  itu, yang diminta orang di atas berjudul “Mantan Terindah”.

"24 Juni 2010 – 06:44 WIB. Masih pada jaringan radio yang sama, kali ini “cabang” Yogyakarta. Sebuah intro musik dengan tempo medium perlahan mengarah pada beat yang semakin kencang terdengar membuka pagi. Intro yang kemudian diteruskan lengkap dan akhirnya selesai pada sebuah frase yang cukup terkenal : “ heii…jangan pernah berakhir cerita cinta kita”. Cerita Cinta, everlasting song tersebut menandai peringatan zaman untuk sebuah nama besar : KAHITNA. Kebetulan atau memang disengaja, pagi hari ini 24 Juni 2010 dibuka dengan KAHITNA – CERITA CINTA".

Peristiwa pengantar 24 Juni 2010 di atas seolah menjadi tanda pengakuan zaman sekaligus bagian cerita yang mengiringi perjalanan kreativitas serta mewakili perasaaan bahagia sebuah band yang telah mengukir jalin cerita cintanya selama 24 tahun.

KAHITNA, nama besar di dunia musik Pop Indonesia ini saat ini telah berusia 24 tahun, mungkin banyak yang tak menyangka kenyataan tersebut. Namun itulah bagian cerita dari KAHITNA. 24 Juni 1986, KAHITNA lahir untuk tumbuh menjadi band terbesar Indonesia. Banyak cerita yang bisa diurai dari perjalanan indah KAHITNA selama 24 tahun, mulai dari pemilik barisan tembang hits sepanjang masa, band mellow (pendapat ini saya kurang setuju), master of “Gue Banget”, kekompakkan dan gencarnya para soulmateKAHITNA nya bergerilya (sebutan untuk fans KAHITNA), hingga formasi yang gemuk bagaikan big band.

KAHITNA yang kini mantap dengan formasi 9 personel (Yovie Widianto, Hedi Yunus, Carlo Saba, Budiana Nugraha, Bambang P, Doddy Is, Harry SW, Andrie Bayuadjie, Mario Ginanjar) memang telah “gemuk” sejak lahir. Sejak awal terbentuk mereka telah memilih multi vokalis, Hedi Yunus, Carlo Saba, Netta Kusuma Dewi dan Rita Effendy adalah barisan vokalis yang lebih dulu mengisi formasi KAHITNA muda. Awal perjalanan mereka di industri rekaman juga mengusung formasi 3 vokalis : Hedi Yunus, Carlo Saba dan Roni Waluya. Pada tahun – tahun pertama setelah terbentuk, band ini bahkan pernah bermain dengan 3 keyboardis : Yovie Widianto, Bambang Purwono dan Bubby Iradiadi (kolega Yovie di Indonesia 6). KAHITNA juga pernah memasang pemain saxophone.

[caption id="attachment_176894" align="alignright" width="328" caption="Kahitna/Admin (rujakmanis.com)"][/caption]

Selama 24 Tahun melintasi perjalanan usia menjadikan KAHITNA tak lagi sekedar bagian kekayaan musik Indonesia melainkan telah menjadi ikon musik pop Indonesia. Ikon, artinya tak peduli zaman mereka sudah lewat, tak peduli platinum sudah tidak lagi lekat dengan mereka, tak masalah berapapun jumlah penggunaan RBT lagu mereka, yang namanya ikon pasti akan selalu diterima, dinanti dan disambut sejuta penggemarnya juga seluruh pendengar musik Indonesia.

"Kita tidak kesana (RBT), sebab mendengarkan lagu tidak bisa sedetik. Melainkan beberapa menit agar terasa keindahan musik dan lirik lagu,". Di mata Carlo Saba, itulah salah satu yang menjadi pembeda KAHITNA dengan band lainnya.

KAHITNA memang selalu punya caranya sendiri, cara yang tak pasaran dari sebuah band yang juga tak pasaran. Toh sebagai ikon musik, popularitas dan penghargaan – penghargaan formal saya rasa bukan lagi menjadi target utama KAHITNA. Popularitas, penghargaan dan segala pengakuan telah KAHITNA dapatkan. Kini mereka tinggal menikmati manisnya buah perjalanan panjang kreativitas mereka. Bagi saya pribadi, pengakuan terbesar untuk KAHITNA yang belum atau bahkan tidak didapat oleh kelompok lain adalah Pengakuan Zaman.

Di tahun 2010, KAHITNA menandai 24tahun perjalanan mereka dengan sebuah album yang dalam beberapa segi dapat dibilang revolusioner dan benar – benar baru. Tetap cantik namun jika disimak seksama akhirnya benar-benar lebih dari cantik. Dengan masih mengambil ruang tema romantis, Lebih Dari Sekedar Cantik (LDSC) menjadi album ketujuh KAHITNA sekaligus menjadi album pembuka terbaik tahun 2010. Konon dalam 3 minggu pertama peluncurannya, album ini sudah laku sebanyak 30 ribu kopi. Dua bulan kemudian penjualan CD LDSC sudah tercatat sebagai best seller. Sebuah toko CD dan kaset yang saya kunjungi bahkan mengaku pernah ada pembeli yang memborong sekaligus semua CD LDSC yang baru datang. Di toko yang berbeda beberapa nama pemesan malah telah tertulis dalam daftar tunggu pembeli album tersebut. Mantan Terindah yang menjadi soundtrack anak muda beberapa bulan ini adalah salah satu penghuni Lebih Dari Sekedar Cantik.

Perjalanan KAHITNA selama 24 tahun menjadi contoh terbaik bagaimana seharusnya kelompok musik berlaku sebagaimana mestinya kelompok musik. Bermusik adalah pekerjaan hati, bagi mereka apa dikerjakan dari hati pasti akan diterima sepenuhnya dengan hati. Band ini memberi contoh sempurna bagaimana sebuah band digerakkan dalam bingkai keluarga. KAHITNA memang lebih dari sekedar kelompok musik, mereka lebih tampak sebagai keluarga yang bermain musik. Lihat saja gaya bercanda mereka di atas panggung atau dalam beberapa momen yang tertangkap kamera, sangat cair dan spontan. Bahkan seorang Yovie Widianto yang bersama band lain terlihat sangat kalem dan cool, bisa sangat berubah bersama KAHITNA, begitu lepas dan sering tanpa malu – malu mengeluarkan ungkapan bernada melawak, hal yang mungkin hanya dilakukannya bersama KAHITNA.

Selama 24 tahun band dengan jumlah personel terbanyak yang ada di Indonesia saat ini secara mengagumkan berhasil mempertahankan karakternya. Konsistensi Doddy Is dkk. dalam mengemas musik easy listening dengan diksi pas yang tak pasaran, ditambah sentuhan ajaib suara sejiwa ketiga vokalisnya yang mampu dengan baik membahasakan setiap tema lagu serta imajinasi romantik yang cenderung nakal dari seorang Yovie Widianto menjadi kunci keberhasilan KAHITNA melintasi perjalanan usia hampir seperempat abad. Cara bermusik yang tak pasaran seperti ini menurut pengamat musik Bens Leo menjadikan KAHITNA tetap memiliki “wibawa” dalam dunia musik pop Indonesia. Catat : WIBAWA. Bukan hanya saja aura yang terpancar dari penampilan 9 personelnya, namun banyak rasa dan kesan yang spontan muncul tiap menyimak karya-karyanya yang mampu membawa pendengar memasuki alam musik KAHITNA.

Cara KAHITNA menyapa juga begitu elegan. Selalu tampil dengan performa mengagumkan, teknis permainan musik yang sering begitu akrobatik, komposisi lagu yang baik serta tutur yang sempurna dari Mario Ginanjar, Carlo Saba dan Hedi Yunus membuat KAHITNA lengkap dan sempurna sebagai sebuah band, penghibur di panggung. Khusus kepada trio vokalisnya, rasanya ini menjadi salah satu kekuatan terbesar KAHITNA, tentu saja dengan tidak mengesampingkan peran 6 personel lainnya. Selain sangat kompak dan terlihat sejiwa, The Golden Voices tersebut juga mampu berbagi suara dengan sangat rapi. Improvisasi dan kejutan-kejutan yang sering mereka hadirkan dalam setiap penampilan live melengkapi kesempurnaan setiap kemasan lagu oleh KAHITNA. Satu lagi, KAHITNA juga sering tampil dengan berbagai macam aransemen musik yang berbeda untuk satu lagu yang sama. Pada sebuah wawancara di sebuah jaringan radio ternama, Yovie dkk. mengaku mempunyai 3 versi lagu Untukku yang bisa mereka mainkan kapan saja. Keistimewaan dan kejutan karena yang tak bisa didapat dalam keping CD dan pita kaset mereka.

KAHITNA adalah contoh bagaimana sebuah band perlu bersahaja. Kiprah dan nama besar KAHITNA di dunia musik Indonesia praktis dibentuk sepenuhnya melalui karya dan prestasi. Bukan dengan lebih banyak sensasiatau model image forming menjemukan seperti yang dilakukan band-band lain yang latah bermunculan akhir – akhir ini. Image forming KAHITNA menunjukkan betapa band ini begitu bersahaja, sederhana, simpel namun begitu efektif. Selama 24 tahun KAHITNA tak pernah ditinggal penggemar, bahkan makin bertambah yang mengisi barisan soulmateKAHITNA. Luar biasa mengingat band ini hampir tak pernah suka mengumbar berita di infotainment atau tiba-tiba muncul di sinetron bahkan ikut-ikutan latah di acara bertajuk kemanusiaan yang kadang (maaf) cenderung mengekploitasi ketidakberuntungan nasib sebagian saudara kita sebagai media image forming. Dalam kamus promosi hal tersebut memang sah mengingat industri musik Indonesia dikenal sangat komersil, namun dalam kadar berlebih image forming tersebut jelas tampak kurang elegan. Fenomena hancur leburnya band-band yang relatif masih berumur muda, padahal sebelumnya sempat menjadi sangat populer, hingga akhirnya namanya benar-benar menghilang hanya dalam hitungan 3-4 tahun mungkin salah satunya disebabkan karena mereka lupa satu hal : kebersahajaan, di samping band-band tersebut memang muncul dalam iklim yang kadang serba prematur hingga akhirnya terjebak pada fenomena yang saya sebut “sindroma popular semusim”. Akhirnya hukum dasar (yang kadang bertolak belakang dengan hukum pasar) kembali berlaku, bahwa untuk tetap eksis dan mempunyai wibawa, sebuah band harusnya menonjolkan kualitas karyanya dengan permainan musik, lagu dan performa panggung salah satunya. Siapa yang mampu melakukannya dengan baik, maka merekalah yang berhasil memenangkan “seleksi alam”. Dan KAHITNA telah membuktikan sebagai band yang tangguh menjalani seleksi tersebut. Seleksi alam yang berhasil dilewati KAHITNA dengan puluhan tembang hits sepanjang masa. Siapa yang tak tahu Cerita Cinta, Cantik, Andai Dia Tahu, Tak Sebebas Merpati, Setahun Kemarin, Takkan Terganti, Soulmate, Cinta Sendiri hingga Mantan Terindah. Dari anak SD hingga pasangan suami istri yang semasa kecilnya tumbuh seiring perjalanan 24 tahun KAHITNA sangat mengenal hits – hits tersebut.

KAHITNA dipandang begitu bersahaja namun tetap penuh berkarya. Band ini benar – benar kelompok musik, bukan barisan pemain sinetron, bukan pula narasumber langganan infotainment. KAHITNA boleh dikatakan sebagai The Original Band.

Kebersahajaan KAHITNA bukan sekedar pada tindak tanduk personelnya dan image forming band yang hampir jauh dari sorotan negatif, namun juga tergambar pada beberapa karyanya. KAHITNA berhasil mengangkat sebuah musik minimalis menjadi hits. Simaklah Tak Sebebas Merpati, dari beberapa karya minimalis KAHITNA, lagu ini mungkin menjadi contoh terbaik bagaimana musik yang sederhana mampu dikemas menjadi syarat makna. Khusus lagu Tak Sebebas Merpati, bukan hanya menjadi hits, lagu tersebut sering kali menjadi spontaneous song yang diingat dan dinyanyikan tiap kali orang bicara pernikahan ataupertunangan. KAHITNA adalah musik minimalis nan sederhana yang dikemas cantik, hal yang kemudian coba dilakukan oleh band-band yang muncul belakangan.

Melihat perjalanan usia KAHITNA dengan rangkaian prestasinya, apresiasi panjang dan menyimak tebaran karya – karya terbaik mereka selama 24 tahun, rasanyalayak menjadikan KAHITNA lebih dari sekedar ikon musik pop Indonesia. KAHITNA mungkin pantas masuk dalam daftar tunggu terdepan untuk menjadi LEGENDA musik Indonesia.

Perjalanan kreativitas KAHITNA selama 24 tahun menjadi lengkap jika mengingat bagaimana band ini memiliki barisan penggemar setia yang semoga juga akan teruji bertahan dalam seleksi alam, penggemar KAHITNA dalam barisan “soulmateKAHITNA”, The Real Supporters untuk The Original Band.

Selamat Ulang Tahun KAHITNA. Doa dan Salam bahagia dari soulmateKAHITNA.

(25 Juni 2010, 06:35 WIB. Imaginasi Semalam Hendra Wardhana untuk 24 Tahun KAHITNA)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun